BERITA MATARAMAN – MSAT, seorang anak kiai yang terjerat dugaan pencabulan dan perundungan terhadap para santrinya, kini terbongkar modus untuk mengelabuhi korban.
MSAT yang memiliki nama lengkap Moch Subchi Azal Tsani merupakan putra dari Kiai Muhammad Mukhtar Mukhti, seorang pendiri Ponpes Majma’al Bahrain Shiddiqiyah, Jombang.
Artikel ini akan menjabarkan modus yang digunakan oleh MSAT Ketika mencari korban dan melakukan pencabulan kepada para santrinya.
Baca Juga: MSAT Tersangka Pencabulan Santriwati di Jombang Akhirnya Menyerahkan Diri
MSAT menjadi DPO aparat kepolisian karena pelecehan seksual yang dia lakukan kepada para santrinya, dan saat ini, ia telah menyerahkan diri kepada pihak polisi pada Kamis, 7 Juli 2022 pukul 23.35 WIB.
MSAT yang merupakan buronan polisi, dilindungi dan dijaga oleh ayahnya dan pihak dari Shiddiqiyah. Mereka menutar balikkan fakta agar MSAT tidak terjerat kasus hukum.
Sang ayah dan pihak Shiddiqiyah memprovokasi jamaahnya agar beranggapan bahwa kasus yang menimpa MSAT adalah sebuah fitnah, dan menyebarkan stigma bahwa kepolisian melakukan penyerangan terhadap Shiddiqiyah dan Islam.
Banyak fakta menarik yang berisi kebusukan yang dilakukan oleh pihak Shiddiqiyah terhadap korban dan jamaah yang tidak sependapat dengan mereka.
Diketahui bahwa MSAT telah memiliki seorang istri dan anak, tetapi ia tetap gencar berhubungan dengan para santrinya.
Kasus pencabulan ini tidak hanya dilakukan kepada satu korban, tetapi banyak sekali korban dari MSAT, tetapi mereka tidak berani melapor karena telah diancam baik secara psikis maupun fisik oleh pihak Shiddiqiyah.
Dalam kasusnya, MSAT melakukan beberapa modus agar para santri mau berhubungan badan dengannya. Berikut adalah modus yang digunakan oleh MSAT.
Berlindung dibalik kata “takdzim”
MSAT menggunakan kata takdzim atau patuh terhadap guru, agar santri mau melakukan apapun yang diinginkan olehnya dan pihak pondok. Jika santri menolak, maka ia akan dikeluarkan dari komunitas dan di cap sebagai “gerombolan”.
Melakukan perekrutan tenaga Kesehatan
MSAT melakukan modus wawancara seleksi tenaga Kesehatan untuk di tempatkan di Ponpes Shiddiqiyah, agar ia mendapatkan calon korban baru.
Melakukan pendekatan lewat hobi musik
MSAT memiliki hobi dalam bidang musik, ia akan mendekati calon korbannya dengan mengajarkan musik, setelah itu, ia akan mengiming-imingi calon korban dengan pengandaian “harusnya kamu bangga bisa dideketin sama anak dari penerus pondok ini” dan lainnya.
Baca Juga: Anak Menjadi DPO, Kemenag Resmi Cabut Izin Pesantren Shiddiqiyyah Jombang
Ritual sesat mandi kemben
Pada modus ritual mandi kemben ini, ia berdalih mengajarkan ritual ini untuk mentransfer ilmu batin kepada para korban. Mereka akan dibawa ke gubuk Cokrokembang. Para santri diharuskan menggunakan kemben dan masuk ke dalam kolam dengan kondisi tubuh yang telanjang bulat, setelahnya, dilanjutkan dengan persetubuhan.
Saat ini, MSAT sudah berada dibawah aparat kepolisian. Para jamaah, santri dan pihak keluarga yang mempersulit penangkapan MSAT pun akan segera diproses hukum.***