Sehari Sebelum Wafat, Suami Ceritakan Sikap Tak Biasa Rumini: Minta Peluk dan Elus Kepala

9 Desember 2021, 11:47 WIB
Kisah Rumini Di Balik Bencana Erupsi Gunung Semeru Viral di Medsos /Karawangpost/INstagram: @magelang_raya

Sehari Sebelum Wafat, Suami Ceritakan Sikap Tak Biasa Rumini: Minta Peluk dan Elus Kepala

BeritaMataraman.com-Erupsi Semeru menyisakan kisah pilu. Kisah Rumini yang ditemukan meninggal memeluk ibunya memunculkan haru. Beberapa hari setelah kepergiannya, suami menceritakan sikap tak biasa Rumini sehari sebelum wafat.

Cerita ini diunggah oleh akun twitter @ElokNurie yang merupakan tulisan dari bu Nyai Qurroti a'yun, M.Ed. Cerita ini didapatkan penulis langsung dari suami Rumini.

Suami Rumini bercerita bahwa hari itu, sehari sebelum Semeru Erupsi, Rumini bersikap tak biasa.

“Malam sebelum kejadian, saya sedang dalam keadaan sudah capek seharian kerja di tambang pasir. Saya pengennya istirahat saja. Tapi entah kenapa kok istri saya itu meluk-meluk saja,” ujar suami Rumini.

Baca Juga: Sebelum Semeru Erupsi, Sesepuh Ranupani Sudah Beri Peringatan Begini

“Biasanya kami tidur dengan mengapit anak kami. Entah kenapa malam itu kok istri saya minta di sisi saya, minta diusap kepalanya,” tambahnya.

Melihat sikap tak biasa istrinya, Suami Rumini kemudian bertanya kepada istrinya.

“Kok tumben nggak bareng Zaki (anak Rumini). Nggak kasihan kah sama Zaki?”

“Tidak apa-apa mas, aku kangen”, jawab  Rumini.

Suami Rumini kemudian menceritakan, besoknya, ketika dirinya akan berangkat kerja pasir, istrinya masih meluk-meluk lagi. Masih menciumi dirinya. Padahal biasanya tidak seperti itu.

“Biasanya istrinya saya sibuk ngurus zaki. Tapi pagi sebelum kejadian itu, istri saya terus meluk-meluk saja pas saya mau berangkat kerja,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Kisah Haru Rumini: Meninggal dalam Pelukan Sang Ibu saat Semeru Erupsi

Istrinya juga dadah-dadah melambaikan tangan terus sampai dirinya berangkat.

“Perasaan saya jadi tidak enak saat itu. Kok nggak kayak biasanya dia ngalem seperi ini,” kenangnya.

Melihat sikap tak biasa istrinya tersebut, Suami Rumini tidak tenang di tempat kerja. Ia kepikiran istrinya terus.

“Sorenya, saat kejadian (Semeru erupsi-red), saya langsung lari pulang. Saya mendapati semua orang berlarian tunggang langgang. Saya bertemu anak saya dan pamannya di depan SD. Tapi istri saya tidak ada,” ceritanya.

Suami Rumini kemudian bertekad ke rumahnya karena khawatir istrinya terjebak. Tapi ia ditahan untuk ke rumah. Ada yang bilang kalau Rumini sudah keluar mengungsi.

Baca Juga: Terekam Sejak Tahun 1818, Ini Sejarah Panjang Letusan Semeru

“Saya sangat ingin memastikan ke rumah. Saya sudah hilang akal. Bagi saya, kalaupun harus mati. Biarlah mati bersama, tapi semua orang menghalangi,” ceritanya sambil mengusap sudut matanya.

Keesokan harinya, ayah mertua Rumini berinisiatif menengok rumah yang ditinggali Rumini. Sang Ayah lalu menangis di dapur karena menemukan Rumini dan mbahnya berpelukan di dapur yang ambruk. Tertutup debu tebal semeru.

“Saya betul-betul tidak menyangka bahwa pelukannya pagi itu adalah pelukan terakhir. Lambaian tangannya ternyata perpisahan untuk kami selamanya,” kata suami Rumini.

Di akhir tulisan, penulis kemudian menutup tulisannya dengan doa untuk Rumini.

“Rumini sebetulnya punya pilihan untuk berlari menyelamatkan diri, tapi ia memilih bertahan karena pengabdiannya. Alfatihah untukmu Mbah Rumini,” tegas sang penulis cerita.***

Editor: R. Nur

Sumber: Twitter @ElokNurie

Tags

Terkini

Terpopuler