Diketahui bahwa MSAT telah memiliki seorang istri dan anak, tetapi ia tetap gencar berhubungan dengan para santrinya.
Kasus pencabulan ini tidak hanya dilakukan kepada satu korban, tetapi banyak sekali korban dari MSAT, tetapi mereka tidak berani melapor karena telah diancam baik secara psikis maupun fisik oleh pihak Shiddiqiyah.
Dalam kasusnya, MSAT melakukan beberapa modus agar para santri mau berhubungan badan dengannya. Berikut adalah modus yang digunakan oleh MSAT.
Berlindung dibalik kata “takdzim”
MSAT menggunakan kata takdzim atau patuh terhadap guru, agar santri mau melakukan apapun yang diinginkan olehnya dan pihak pondok. Jika santri menolak, maka ia akan dikeluarkan dari komunitas dan di cap sebagai “gerombolan”.
Melakukan perekrutan tenaga Kesehatan
MSAT melakukan modus wawancara seleksi tenaga Kesehatan untuk di tempatkan di Ponpes Shiddiqiyah, agar ia mendapatkan calon korban baru.
Melakukan pendekatan lewat hobi musik
MSAT memiliki hobi dalam bidang musik, ia akan mendekati calon korbannya dengan mengajarkan musik, setelah itu, ia akan mengiming-imingi calon korban dengan pengandaian “harusnya kamu bangga bisa dideketin sama anak dari penerus pondok ini” dan lainnya.
Artikel Rekomendasi