Ini Kisah Haru Rumini: Meninggal dalam Pelukan Sang Ibu saat Semeru Erupsi

7 Desember 2021, 20:11 WIB
Ilustrasi Rumini dan Ibu Saat Terjangan Erupsi Semeru Mendekati Mereka /FB UKY TANTRA/UKY TANTRA

BeritaMataraman.com-Nama Rukmini menjadi perbincangan publik usai erupsi Semeru. Pasalnya, Rukmini ditemukan meninggal dunia tersapu lahar Semeru dalam keadaan berpelukan dengan sang ibu di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Bagaimana kisahnya?

Rukmini merupakan seorang perempuan berusia 28 tahun. Sementara sang Ibu Salamah yang  71 tahun sudah tua renta dan tak bisa berjalan.

Ketika Semeru Erupsi, Rukmini harus memilih dua pilihan yang sama-sama sulit. Lari untuk menyelamatkan diri sendiri dan meninggalkan ibunya. Atau menemani ibunya yang sudah tidak bisa berjalan untuk menjemput maut bersama.

Dan Rukmini memilih pilihan kedua. Ia memeluk ibunya dan terjadilah apa yang seharunya terjadi. Rukmini dan ibunya meninggal dunia bersama.

Baca Juga: Terekam Sejak Tahun 1818, Ini Sejarah Panjang Letusan Semeru

Kisah Rukmini tersebut menjadi viral di jagad maya usai seorang relawan Semeru dengan akun Facebook Bayu Gawtama membagikan kisahnya. Hingga tulisan ini dibuat, uggahan tersebut sudah dibagikan lebih dari 11 ribu kali oleh netizen.

“Namamu melangit, malaikat menyambut ruh yang mewangi meski tubuh terbakar material panas, nafas terakhir mu saat memeluk ibumu, InsyaAllah seluruh penduduk langit kini tengah memelukmu,” tulis Bayu.

Bayu pun mengatakan bahwa seluruh relawan Semeru tak kuasa membendung haru.

“Rumini telah ajarkan kami tentang kesungguhan mencintai dan berbakti kepada ibu,” pungkasnya.

Selain itu, viral juga sebuah dialog haru yang menggambarkan keadaan Rukmini dan ibunya saat erupsi Semeru.

Baca Juga: Bantu Pengungsi Semeru, Polda Jatim Kerahkan Pasukan dari Berbagai Unsur

Ibu: Anakku Rumini, larilah, Ibu udah 70 tahun, udah nggak mampu lari, Semeru bakal ngubur desa ini dan penghuninya. Lari aja nak, ikhlaskan ibu istirahat panjang di sini.

Rumini: Nggak buk. Raga bisa lari, tapi hati ini tidak bisa, nggak sanggup ninggalke ibu sendiri.

Kisah Rumini tersebut tentu saja memunculkan simpati rakyat Indonesia, hingga kisahnya viral. Doa-doa terbaik dipanjatkan oleh masyarakat Indonesia terhadap keduanya.

Sementara itu, berdasarkan update dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (7/12/21), jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.

“Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi,” tulis BNPB dalam keterangan resminya.***

Baca Juga: Pengungsi Semeru Cerita ke Jokowi: Enggak Sampai Satu Menit Pak, Langsung Gelap

 

 

 

Editor: R. Nur

Tags

Terkini

Terpopuler