Profil Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri, Silsilah dan Perjuangannya

- 4 Februari 2023, 21:35 WIB
Profil Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri, Silsilah dan Perjuangannya
Profil Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri, Silsilah dan Perjuangannya /facebook/udin/

BERITA MATARAMAN – Simak, inilah profil KH. Abdul Karim atau Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri.

Kiai Abdul Karim merupakan tokoh di balik berdirinya salah satu pondok pesantren tua di Indonesia, Pondok Lirboyo.

Berikut ini profil Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri, silsilah dan perjuangannya dalam mendirikan Pondok Pesantren Lirboyo.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Pujian Setelah Adzan? Ternyata Begini Jawabannya

Kiai Abdul Karim lahir tahun 1856 di Desa Diyangan, Kawedanan, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.

Kiai Abdul Karim merupakan putra ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Kiai Abdur Rahim dan Nyai Salamah.

Kiai Abdul Karim memiliki nama kecil Manab. Di usianya yang ke-14 tahun, Ia mulai melanglang buana dari pondok pesantren satu ke pondok pesantren lainnya.

Saat itu, ia mengembara bersama kakaknya, Kiai Aliman.

Baca Juga: Salamullahi Ya Sadah Latin, Qasidah Ziarah Wali Lengkap dengan Teks Arab dan Artinya

Pondok pesantren yang pertama kali disinggahi oleh Kiai Abdul Karim terletak di Desa Babadan, Gurah, Kediri.

Setelah itu, Kiai Abdul Karim mondok di daerah Cepoko, sebuah wilayah di 20 km  arah selatan Nganjuk. Di tempat tersebut, ia mondok kurang lebih 6 tahun lamanya.

Setelahnya, Kiai Abdul Karim meneruskan ke Pesantren Trayang, Bangsri, Kertosono, Nganjuk Jatim.

Baca Juga: Contoh Pidato Karang Taruna Singkat, Bisa Digunakan untuk Sambutan di Acara Rapat Rutin

Di pondok tersebut, Kiai Abdul Karim memperdalam pengkajian ilmu Al-Quran.

Lalu Kiai Abdul Karim melanjutkan pengembaraan ke Pesantren Sono, sebelah timur Sidoarjo, sebuah pesantren yang terkenal dengan ilmu Shorof-nya.

Kiai Abdul Karim menimba ilmu selama 7 tahun lamanya di pesantren tersebut.

Selanjutnya Iai nyantri di Pondok Pesantren Kedungdoro, Sepanjang, Surabaya.

Baca Juga: 7 Bacaan Sholawat Nabi Pendek dan Pilihan, dari Matsurah, Nariyah Hingga Ibrahimiyah

Hingga akhirnya, meneruskan pengembaraan ilmu di salah satu pesantren besar di pulau Madura, asuhan ulama’ kharismatik; Syaikhona Kholil Bangkalan.

Di pondok pesantren tersebut, Kiai Abdul Karim nyantri cukup lama, sekitar 23 tahun.

Pada usia 40 tahun, Kiai Abdul Karim meneruskan pencarian ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim.

Baca Juga: Digelar 24 Jam Non Stop, Ini Jadwal Acara Resepsi Satu Abad NU di GOR Delta Sidoarjo

Kiai Abdul Karim berguru kepada sahabat karibnya semasa di Bangkalan Madura, KH. Hasyim Asy’ari.

Hingga pada akhirnya KH. Hasyim Asy’ari menjodohkan KH. Abdul Karim dengan putri Kiai Sholeh dari Banjarmelati Kediri, pada tahun1328 H/ 1908 M.

Kiai Abdul Karim menikah dengan Siti Khodijah Binti KH. Sholeh, yang kemudian dikenal dengan nama Nyai Dlomroh.

Dua tahun kemudian Kiai Abdul karim bersama istri tercinta hijrah ke tempat baru, di sebuah desa yang bernama Lirboyo, tahun 1910 M.

Baca Juga: Ini Ide Lomba Peringatan Isra Miraj 1444 H untuk Siswa Sekolah, Offline Online Semua Bisa

Tempat itulah yang nantinya menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo.

Pada tahun 1913 M, Kiai Abdul karim mendirikan sebuah masjid di tengah-tengah komplek pondok, sebagai sarana ibadah dan sarana ta’lim wa taalum bagi santri.

Secara garis besar KH. Abdul karim adalah sosok yang sederhana dan bersahaja.

Baca Juga: Daftar Nama Wali Pitu di Bali Lengkap dengan Lokasi Makam Keramat di Pulau Dewata

Iai gemar melakukan riyadlah; mengolah jiwa atau tirakat, sehingga seakan hari-hari beliau hanya berisi pengajian dan tirakat.

Pada tahun 1950-an, tatkala KH. Abdul Karim menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya -sebelumnya beliau melaksanakan ibadah haji pada tahun 1920-an- kondisi kesehatannya sudah tidak memungkinkan.

Namun, karena keteguhan hati akhirnya keluarga mengikhlaskan kepergiannya untuk menunaikan ibadah haji.

Saat itu, Kiai Abdul Karim ditemani sahabat akrabnya KH. Hasyim Asy’ari dan seorang dermawan asal Madiun H. Khozin.

Baca Juga: Contoh Teks Pidato Isra Miraj Anak SD, Cocok untuk Lomba

Sosok KH. Abdul Karim adalah sosok yang sangat istiqomah dan berdisiplin dalam beribadah, bahkan dalam segala kondisi apapun dan keadaan bagaimanapun.

Hal tersebut terbukti tatkala Kiai Abdul Karim menderita sakit, tapi ia masih saja istiqomah untuk memberikan pengajian dan memimpin sholat berjamaah, meski harus dipapah oleh para santri.

Akhirnya, pada tahun 1954, tepatnya hari senin tanggal 21 Ramadhan 1374 H, KH. Abdul Karim berpulang ke rahmatullah, beliau dimakamkan di belakang masjid Lirboyo.

Demikian profil singkat Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri yang dikutip dari situs resmi Pondok Pesantren Lirboyo.***

Editor: R. Nur

Sumber: Lirboyo.net


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah