Putra dan putri Abah Dim diantaranya adalah H. Fadlullah, H. Alamadin BA, Hj. Lailatul Arofah, H. Qomaruzzaman, Hj. Lama’atus Sobah, H. Hilmi, H. Thoha Mubarok, H. Husni Mubarok, HM. Iqbal dan Gus Abu Khafsin Almuktafa.
“janjian sama gus @alamudin.dr hari ini saya sowan abah Dimyati, tapi takdir berkata lain. Abah lebih dulu sowan kepada Allah.” Ujar Gus Miftah
Sebagai salah satu baktinya kepada KH. Dimyati Rois, Gus Miftah turut serta menggali liang lahat sebagai tempat istirahat terakhir bagi pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadhlu wal Fadhlilah.
Gus Miftah sendiri merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Yogyakarta dan Penasihat di GMNU pusat.
“Tabarukan menggali liang lahat untuk almaghfurlah Abah KH. Dimyati Rois.” Ungkapnya.
Pada postingannya tersebut, terlihat Gus Miftah menggunakan pakaian serba hitam yang sedang menggali liang lahat di lingkungan Yayasan Al-Fadhlu wa; Fadhlilah.
Gus Miftah pun menuliskan bahwa “Mautul ‘alim mautul alam” yang berarti kematiannya ulama adalah kematian alam. Karena wafatnya ulama membawa serta ilmu-ilmu yang dimilikinya.
Baca Juga: Kesaksian Ridwan Kamil: Maha Besar Allah, Jasad Eril Utuh dan Tercium Bau Wangi Daun Eucalyptus
Kematian para ulama merupakan bencana, karena tanpa adanya ulama, manusia seperti hewan.
Artikel Rekomendasi