Maka Rasulullah ﷺ bertanya, ”Apakah kamu punya budak (untuk dimerdekakan)?” Dia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya, “Apakah kamu mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Dia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya, “Apakah kamu sanggup memberi makan kepada enam puluh orang miskin?” Dia menjawab, “Tidak.”
Kemudian ada orang Anshar datang dengan membawa wadah besar berisi kurma. Beliau bersabda, ”Pergilah dan bershadaqahlah dengannya.” Orang tadi berkata, ”Apakah ada yang lebih miskin dari kami wahai Rasulullah? Demi Allah yang mengutus anda dengan kebenaran, tidak ada keluarga yang lebih membutuhkan di antara dua desa dibandingkan dengan keluarga kami.” Kemudian beliau bersabda, ”Pergilah dan beri makanan tersebut kepada keluargamu.”
Menyikapi Pelaku Mujaharah
Ma’asyirol Muslimin arsyadakumullah,
Tidak diragukan lagi, salah satu solusi untuk mengatasi fenomena mujaharah dengan maksiat adalah dengan mendidik masyarakat tentang bahaya dosa, bahwa dosa itu akan semakin membesar dan pengaruhnya semakin buruk akibat perbuatan mujaharah dengan maksiat.
Memang ada sekelompok masyarakat dapat mengambil faedah dari penyuluhan dan nasehat untuk membangkitkan kebaikan dan rasa takut kepada Allah Ta’ala serta rasa malu kepada-Nya di dalam hati masyarakat tersebut.
Tetapi sebagian masyarakat lainnya, ada yang tidak mempan dengan nasehat, dan tidak bisa dicegah dengan pelajaran. Dia harus diberi peringatan dan diberi hukuman.
Utsman radhiyallahu ‘anhu berkata,
إن الله ليزع بالسلطان ما لا يزع بالقرآن
Artikel Rekomendasi