Khutbah Jumat PDF Tema Hakikat Kemerdekaan, Cara Mensyukuri dan Merawatnya Dapat di Download Secara Gratis

- 11 Agustus 2022, 13:12 WIB
Contoh Khutbah Jumat tentang Hakikat Kemerdekaan tersedia dalam PDF
Contoh Khutbah Jumat tentang Hakikat Kemerdekaan tersedia dalam PDF /Tangkap Layar YouTube.com/MUI Lampung

Baca Juga: Gratis Unduh, Naskah Khutbah Jumat PDF Dengan Tema Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan di Dalamnya

Momen ini mengingatkan kita semua tentang nikmat Allah yang agung berupa kemerdekaan bangsa Muslim yang besar ini dari cengkeraman penjajahan Jepang dan beberapa negara Eropa pada masa lalu, yaitu Portugis, Inggris dan Belanda.

Masing -masing dari kita sudah paham arti kata merdeka secara bahasa, yaitu bebas, tidak terikat atau tergantung kepada pihak lain. Namun, apakah sebenarnya makna dari kemerdekaan itu dari tinjauan syar'i atau bagaimanakah perspektif Islam dalam memandang hakikat kemerdekaan?

Menurut Dr. Lukman Abdullah, salah seorang Mufti Wilayah Federal Malaysia, dalam konteks Islam, kemerdekaan berarti kebebasan bagi umat Islam untuk menjalankan kewajiban agamanya tanpa halangan apa pun.

Kata kemerdekaan itu memiliki makna sakral dalam Islam yaitu, kemakmuran, kedamaian dan harmoni atau kerukunan. Bagi seorang Muslim, kebebasan yang datang dengan makna kemerdekaan harus dihargai dan dipegang dengan kuat.

Namun, kata beliau, ada sebagian kalangan di masyarakat yang salah dalam mengartikan makna kebebasan atau kemerdekaan ketika sampai pada masalah memahami hak-hak asasi manusia. Mereka memaknai hal itu sebagai kebebasan berfikir dan dengan demikian mereka merasa bebas dan merdeka untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Bila mengacu kepada definisi yang diberikan oleh Dr Lukman Abdullah tersebut mengenai hakikat kemerdekaan, ini berarti selama umat Islam di sebuah negara belum mampu menjalankan seluruh kewajiban agamanya secara bebas tanpa halangan apa pun maka umat Islam tersebut pada hakikatnya belum merdeka.

Kalau dalam istilah fikih, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Ziyad bin ‘Abid Al-Wasyukhi dalam disertasinya berjudul Al-Istidh’af wa Ahkamuhu fil Fiqh Al-Islami, kondisi semacam ini disebut dengan al-istidh’af, yaitu kondisi kaum Muslimin yang lemah dan tertindas oleh sebuah kekuatan yang menghalangi umat Islam untuk menjalankan kewajiban agamanya secara sempurna.

Kondisi Istidh’af ini lazimnya disebabkan oleh kekuatan kafir yang memusuhi Islam dan kaum Muslimin namun bisa juga terjadi karena adanya orang yang secara lahir menyatakan dirinya Muslim namun memberikan tekanan dan penindasan kepada kaum Muslimin sehingga mereka terhalang dari menjalankan kewajiban agamanya secara bebas dan sempurna.

Kondisi Istidh’af ini ada dua jenis. Yang pertama istidh’af total atau penuh, misalnya saat Nabi ﷺ dan para sahabat berada di Mekah. Jenis kedua berupa istidh’af parsial.

Halaman:

Editor: Taufiqurrohman


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x