Selain Puasa Arafah dan Tarwiyah, Inilah Amalan Penting Untuk Dilakukan Pada Bulan Haji atau Dzulhijjah

- 5 Juli 2022, 15:00 WIB
Inilah Amalan Penting Untuk Dilakukan Pada Bulan Haji atau Dzulhijjah
Inilah Amalan Penting Untuk Dilakukan Pada Bulan Haji atau Dzulhijjah /

 

 
BERITA MATARAMAN - Pada bulan haji atau Dzulhijjah, banyak amalan yang bisa dilakukan, termasuk puasa Arafah dan Tarwiyah.
 
Puasa Arafah dan Tarwiyah ini disunnahkan bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji pada bulan Dzulhijjah ini.
 
Nah, selain puasa Arafah Tarwiyah, ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan. Beberapa amalan selain puasa Arafah dan Tarwiyah pada bulan haji atau Dzulhijjah ini seperti shalat, memperbanyak amalan dan dzikir. 
 
 
Untuk lebih lengkapnya, amalan selain puasa Arafah dan Tarwiyah pada bulan haji atau Dzulhijjah ini dapat disimak pada artikel ini.
 
Selain itu juga diberikan tata cara, keutamaan serta doa dalam amalan-amalan tersebut.
 
Beberapa amalan yang dianjurkan pada bulan haji atau Dzulhijjah:
 
1. Puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah
2. Puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah
3. Sholat Arafah pada 9 Dzulhijjah ba'da Dhuhur
4. Sholat LailatunNahri (Malam hari raya Nisfullail)
5. Membaca istighfar 300 kali Hari Raya Haji pada 10 Dzulhijjah ba'da Shubuh

Adapun amalan-amalan di atas berdasakan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a berikut.

عن ابى هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من صلى يوم عرفة بين الظهر والعصر أربع ركعات يقرأ في كل ركعة فاتحة الكتاب مرة كتب الله له ألف ألف حسنة ورفع الله له بكل حرف درجة فى الجنة ما بين كل درجتين مسيرة خمسما ئة  عام ويزوجه الله بكل حرف فى القرأن حوراء. (القرى لقاصد أم القرى, صحيفة 367 )

Hadits diatas menjelaskan bahwa Rasulullah s.a.w bersabda : “Barang siapa shalat di hari Arafah antara dhuhur dan ashar sebanyak empat rakaat, yang setiap rakaatnya membaca Al-Fatihah satu kali dan Al-Ihlas lima puluh kali, maka Allah swt akan menulis sejuta kebaikan baginya dan meninggikan derajatnya di surga dengan tiap-tiap huruf yang dibacanya. Jarak antara dua derajat itu ditempuh dengan lima ratus tahun, serta menikahkannya dengan bidadari sebanyak huruf yang dibacanya”.
 
Baca Juga: Waktu Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda, Kenapa? Simak Penjelasan Kemenag RI

Adapun Niat Shalat Arafah ada sebagai berikut:

أصَـلِّى سُــنَّةَ لِــيَوْمِ عَرَفَةَ رَكْعَتـــَيْنِ لِلَّهِ تَعَالى
Ushalli Sunnatan Liyaumi Arafata Rak'ataini Lillahi Taala
Artinya: Saya berniat shalat Arafah sebanyak 2 rakaat karena Allah Ta'ala

Doa yang dibaca setelah Shalat Arafah:

1. Membaca sebanyak 100 kali bacaan
لَا اِلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِْيكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُِّل شَيْئٍ قَدِيْرٌ

2. Membaca 100 kali bacaan
أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى ِإبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

3. Membaca 100 kali bacaan
سُوْرَةُ اْلإِخْلَاص

Sedangkan Tata Cara Shalat Lailatun Nahri adalah sebagai berikut:

Adalah Shalat dua rakaat yang dikerjakan pada malam hari raya Kurban. Adapun waktunya setelah Shalat isya, akan tetapi lebih afdol dilakukan di pertangan malam hari.
 
مَنْ صَلَى لَيْلَةَ النَّحْرِ رَكْعَتَيْنِ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ.. الخ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً فَإِذَا سَلَّمَ قَرَأَ اَيَةَ الْكُرْسِيِّ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً جَعَلَ اللهُ اِسْمَهُ فِيْ اَصْحَابِ الْجَنَّةِ وَغَفَرَ لَهُ ذُنُوْبَ السِّرِ وَذُنُوْبَ الْعَلَانِيَّةِ وَكَتَبَ لَهُ بِكُلِّ أَيَةٍ قَرَأَهاَ حَجَّةً وَعُمْرَةً وَكَأَنَّمَا أَعْتَقَ سِتِّيْنَ رَقَبَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ وَإِنْ مَاتَ فِيْمَا بَيْنَهُ وَ بَيْنَ الْجُمْعَةِ اْلأُخْرَى مَاتَ شَهِيْدًا
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan shalat dua rakaat pada malam nahr (Idul Adha) yang setiap rakaatnya membaca :
1. Surat Al Fatihah sebanyak 15 kali
2. Surat Al Ikhlash  sebanyak 15 kali
3. Surat Al Falaq sebanyak 15 kali
4. Surat An Naas sebanyak 15 kali

Dan setelah salam membaca ayat Kursi 3 kali, Istighfar 15 kali, maka Allah akan menjadikan nama orang tersebut sebagai golongan orang-orang penghuni surga. Allah juga akan mengampuni dosa-dosa yang samar dan dosa-dosa yang jelas dan Allah menulis pada orang tersebut setiap ayat yang dibaca seperti haji dan umroh. 
Orang tersebut seperti memerdekakan 60 budak dari keturunan nabi Ismail dan apabila orang tersebut meninggal antara melakukan sampai seminggu yang akan datang, maka ia termasuk mati syahid”.

Niat Shalat Lailatun Nahri:
أُصَلِّى سُنَّةً لِّإِحْيَآءِ لَيْلَةِ النَّحْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا / إِمَامًا للهِ تَعَالَى
"Ushalli sunnatan lailatan nahri rak'ataini mustaqbilal qibalti ma'muman lillahi ta'ala"
Artinya: Saya berniat mengerjakan shalat Lailatun Nahri sebanyak dua rakaat menghadap kiblat mam'mum karena Allah Ta'ala
 
Fadhilah Puasa Tarwiyah & Arofah pada 8 dan 9 Dzulhijjah

Puasa Tarwiyah dilakukan dua hari sebelum tanggal 10 Dzulhijjah (Idul Adha) atau biasa banyak dikenal dengan lebaran haji yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah. Sedangkan pada tanggal 9 Dzulhijjah dinamakan puasa Arafah.

Puasa sunah Tarwiyah dan Arafah ini sangat dianjurkan untuk seluruh umat Islam, hal ini supaya kita yg menjalani puasa dapat menikmati seperti yg dirasakan oleh para jamaah haji. Ada beberapa keutamaan dari menjalankan kedua puasa tersebut.

Tarwiyah sendiri berkaitan erat dengan peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim AS yang bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail a.s. Pada hari itu, hari ke-8 bulan Dzulhijjah, ia merenung dan berpikir (rawwa-yurawwi-tarwiyah) tentang takwil mimpi menyembelih putra kesayangannya sendiri. 
Pada hari ke-9, ia mendapati takwil mimpi yang membuatnya tahu (‘arafa) akan makna mimpi tersebut, sehingga disebut dengan Hari Arafah. Sedangkan pada hari ke-10, ia melaksanakan perintah dalam mimpi itu, yakni menyembelih (nahara) putranya, sehingga disebut hari Nahr.

Ada juga pendapat yang mengatakan, dinamakan hari Tarwiyah karena pada hari itu orang-orang mengenyangkan diri dengan minum air (rawiya, irtawa) untuk persiapan ibadah selanjutnya.

Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.
 
 
Dikatakan hadits ini dloif (kurang kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.

Memang tidak ada satu hadits shahih pun yang jelas dan tegas menyatakan sunnahnya berpuasa pada hari Tarwiyah. 
Namun perlu kita ketahui, banyak fuqaha yang memfatwakan bahwa puasa pada hari Tarwiyah itu hukumnya sunnah atau sebagai fadhilah, berdasarkan dua alasan.

Pertama, atas dasar ihtiyath (berhati-hati) dan cermat dalam mengupayakan mendapat fadhilah puasa Arafah yang begitu besar. Bahkan Syaikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitabnya Fath al-Mu’in berkata, puasa ini termasuk sunnah mu’akkadah.

Kedua, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits tentang keutamaan sepuluh hari bulan Dzulhijjah di sisi Allah SWT, yang Tarwiyah dan Arafah juga berada di dalamnya. Ibnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
 
Tidak ada perbuatan yg lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yg dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yg keluar dgn dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama2nya (menjadi syahid). (HR Bukhari)

Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jamaah haji yang sedang menjalankan ibadah di tanah suci.

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yg paling utama, dan yg dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yg akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata2 karena Aku.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dgn puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun. 
(HR Bukhari Muslim).

Berikut keutamaan dari puasa sunah Tarwiyah dan Arafah menurut hadits:

1. Puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa satu tahun silam yang sudah diperbuat.
2. Sedangkan puasa hari ‘arafah memiliki keutamaan yaitu dapat menghapus dosa dua tahun (1 tahun lalu dan 1 tahun yg akan datang)

Niat Puasa Tarwiyah Tanggal 8 Dzulhijjah
 
نَوَيْتُ صَوْمَ التَّرْوِيَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
 
“Nawaitu Shaumat Tarwiyata Sunnatan Lillahi Ta’alaa”

Artinya; “Saya niat puasa sunnah tarwiyah karena Allah Ta’ala”

Hadist tentang puasa sunah Tarwiyah adalah sbb.:

(12087 -) صوم يوم التروية كفارة سنة ، وصوم يوم عرفة كفارة سنتين.
 
(أبو الشيخ في الثواب وابن النجار عن ابن عباس).

Artinya: Puasa hari Tarwiyah menghapuskan dosa setahun, puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun.
 
Baca Juga: Inilah 8 Hal yang Harus Mulai Kamu Lepaskan Agar Hidup Terasa Lebih Ringan

Pendapat mengatakan, bahwa puasa sunah Tarwiyah ini telah disunahkan karena karena merupakan amalan saleh yg dilakukan sebelum 10 hari pertama dalam bulan Dzulhijjah. Sehingga dengan itu, seseorang dapat menjalankan puasa ini sebelum 10 hari pada bulan Dzulhijjah.

Namun kita tetap dianjurkan untuk memperbanyak amalan saleh pada 1 sampai 9 Dzulhijjah. Sedangkan hari Tarwiyah juga masuk dalam rentang tersebut. Dari Ummul Mukminin, Hafshah radliallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalankan puasa Asyura, sembilan hari pertama Dzulhijjah, serta tiga hari dalam setiap bulannya.

Berikut ini hadis dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amalan sepuluh hari pada bulan Dzulhijjah.

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
 
“Tidak ada hari dimana suatu amal salih lebih dicintai Allah melebihi amal salih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah, pen.).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yg keluar dgn jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yg kembali (mati dan hartanya diambil musuh, pen.).” (HR. Ahmad, Bukhari, dan Turmudzi).
 
Demikian tadi beberapa amalan penting yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Haji atau Dzulhijjah selain puasa Arafah dan Tarwiyah. Semoga bermanfaat.***

Editor: Taufiqurrohman


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x