Kisah Syekh Malik Al Athos Adik dari Syekh Jumadil Kubro, Penyiar Agama Islam di Negeri Ngatas Angin Nganjuk

- 18 Maret 2022, 10:12 WIB
Syekh Malik Al-Athos, adik dari Syekh Jumadil Kubro, tercatat sebagai salah satu penyiar Islam generasi awal di Kadipaten Ngatas Angin, Nganjuk
Syekh Malik Al-Athos, adik dari Syekh Jumadil Kubro, tercatat sebagai salah satu penyiar Islam generasi awal di Kadipaten Ngatas Angin, Nganjuk /koranmemo.com

BERITA MATARAMAN – Syekh Malik Al Athos merupakan salah satu ulama yang memiliki andil besar dalam menyiarkan agama Islam di Nganjuk dan sekitarnya.

Syekh Malik Al Athos memiliki beberapa nama. Ia juga dikenal sebagai Sunan Ngatas Angin, Syekh Malik Ibrahim, dan Ki Ageng Cek Cek Molek.

Dilansir dari portal resmi Pemkab Nganjuk, nganjukkab.go.id, disebutkan bahwa Syekh Malik Al Athos merupakan adik dari Syekh Jumadil Kubro.

Makam Syekh Malik Al Athos sendiri berada di selatan Masjid Besar Assyafi'iyah di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Tepat di depan masjid, berdiri kokoh Candi Ngetos atau Paramasakapura.

Di Candi Ngetos atau Paramasakapura inilah sebagian abu kremasi raja termasyhur Majapahit, Hayam Wuruk, didharmakan.

Wilayah Ngetos yang dikenal saat ini, dulunya merupakan sebuah negeri yang bernama Kadipaten Ngatas Angin, negeri bagian dari Majapahit.

Pada masa itu, Raja Hayam Wuruk memerintahkan Condro Mowo atau Selo Prawoto untuk membuat candi di lereng Gunung Wilis.

Terbangunlah dua candi kembar, yang saat ini hanya tersisa sebuah bangunan candi yang dikenal sebagai Candi Ngetos atau Paramasakapura.

Halaman:

Editor: U. Hadi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini