Syekh Sulukhi Wilangan Disebut Keturunan Langsung dari Raja Majapahit Terakhir Prabu Brawijaya V, Benarkah?

- 16 Maret 2022, 08:00 WIB
Syekh Sulukhi meupakan salah satu waliyullah yang makamnya kini menjadi destinasi wisata religi andalan di Kabupaten Nganjuk. Ia disebut keturunan langsung Prabu Brawijaya V
Syekh Sulukhi meupakan salah satu waliyullah yang makamnya kini menjadi destinasi wisata religi andalan di Kabupaten Nganjuk. Ia disebut keturunan langsung Prabu Brawijaya V /Channel YouTube ENAEM

BERITA MATARAMAN – Syekh Sulukhi merupakan salah satu Waliyullah yang pusaranya berada di Wilangan, Nganjuk.

Makam Syekh Sulukhi tepatnya berada di RT 01, RW 01, Desa/Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Saking masyhurnya Syekh Sulukhi, nama Waliyullah ini diabadikan menjadi nama jalan di Desa Wilangan, yakni Jalan Syekh Sulukhi.

Kemasyhuran Syekh Sulukhi juga menjadikan makamnya selalu ramai dijunjungi peziarah.

Baca Juga: Syekh Sulukhi, Waliyullah Wilangan yang Disebut Saudara Kandung Pendiri Kerajaan Demak Raden Patah

Baca Juga: KISAH Kewalian Syekh Sulukhi Wilangan Nganjuk yang Sangat Fenomenal

Bahkan, makam Waliyullah ini kini menjadi salah satu destinasi wisata religi andalan di Kota Angin, julukan Nganjuk.

Untuk diketahui, Syekh Sulukhi merupakan salah satu ulama besar pada masanya.

Bahkan, Syekh Sulukhi disebut-sebut merupakan saudara kandung dari pendiri Kerajaan Demak, Raden Patah.

Artinya, Syekh Sulukhi merupakan keturunan langsung dari raja terakhir Kerajaan Majapahit, yakni Prabu Brawijaya V. Benarkah?

Dilansir BERITA MATARAMAN dari laman resmi Pemkab Nganjuk nganjukkab.go.id, dijelaskan bahwa Syekh Sulukhi merupakan putra dari Brawijaya V.

Adapun Syekh Sulukhi kecil diberi nama Suryo Kusumo, dan masih bersaudara kandung dengan Raden Patah.

Ulama ini memiliki nama lain Dewo Agung Pranoto Kusumo tau Ki Ageng Mbarat.

Ia dijuluki Ki Ageng Mbarat karena menjabat sebagai Bupati Mbarat, suatu daerah yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Magetan.

Baca Juga: Jaksa Masuk Sekolah, Jurus Kejari Nganjuk Beri Penyuluhan Hukum ke Peserta Didik

Baca Juga: TERBARU Link Twibbon Dies Natalis STKIP PGRI Nganjuk Ke 44 diperingati 12 Maret 2022

Dikisahkan, ketika pembangunan Masjid Agung Demak dimulai, Syekh Sulukhi bersama Temenggung Singo Lawean, Demang Sukaten, Abdul Sa'i, Yusak, dan Jalal Abdulsari diberi tugas khusus untuk mencari perbekalan atau material.

Untuk menunaikan tugas ini, Dewo Agung Pranoto Kusumo menjalaninya dengan lampah sulukh yang berarti jalan sulukh atau tirakatan.

Hal inilah yang membuat Dewo Agung Pranoto Kusumo dikenal dengan nama Syekh Sulukhi.

Singkat cerita, sampailah Syekh Sulukhi di daerah yang saat ini dikenal dengan nama Wilangan.

Di tempat ini, Syekh Sulukhi mengumpulan sejumlah perbekalan material dalam jumlah yang disebut tak terbatas.

Material yang dipergunakan untuk pembangunan Masjid Agung Demak itu dikirimkan Syekh Sulukhi melalui sebuah sungai. Sungai itu kini menjadi batas wilayah antara Kabupaten Nganjuk dengan Madiun.

Karena perbekalan yang dikirim Syekh Sulukhi tak terbatas jumlahnya, maka muncullah istilah Wilangan yang berarti jumlah yang tak terbatas.

Hingga kemudian, daerah tersebut dikenal dengan nama Wilangan, dan kini nama itu menjadi nama salah satu desa dan kecamatan di Kabupaten Nganjuk.***

Editor: U. Hadi

Sumber: nganjukkab.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah