Kronologi Kasus Pembacokan di Wates Kediri, Tiga Warga Meregang Nyawa dan Tujuh Orang Luka-Luka

- 8 Maret 2022, 10:18 WIB
Kronologi Kasus Pembacokan di Wates Kediri, Tiga Warga Meregang Nyawa dan Tujuh Orang Luka-Luka
Kronologi Kasus Pembacokan di Wates Kediri, Tiga Warga Meregang Nyawa dan Tujuh Orang Luka-Luka /ANTARA Jatim

BERITA MATARAMAN - Inilah kronologi kasus pembacokan di Wates Kediri yang menewaskan tiga warga dan tujuh orang mengalami luka-luka.

Kasus pembacokan yang sedang viral di media sosial ini terjadi di Dusun Bangunmulyo Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri pada Senin siang, 07 Maret 2022.

Aksi pembacokan membabi buta dengan sebilah sabit ini dilakukan oleh salah seorang warga bernama Riy (35) warga desa setempat.

Dalam peristiwa pembacokan ini tiga warga dinyatakan tewas dan tujuh orang mengalami luka-luka. Adapun pelaku pembacokan kini pun sudah diamankan ke Polsek Wates.

Baca Juga: Jumlah Korban Kecelakaan Maut Bus vs Truk di Tol Dupak Surabaya Bertambah Lagi

Sebagaimana informasi yang didapat, pelaku bernama Riy ini sebenarnya dikenal warga masyarakat sebagai pribadi yang pendiam dan tertutup.

“Kesehariannya pelaku ini tertutup dan pergaulan di lingkungan jarang komunikasi dengan warga. Tapi soal keagamaan itu baik sekali karena dia jadi muazin di masjid setempat,” kata Darwanto, Kepala Desa Pojok sebagaimana dilansir Berita Mataraman dari koranmemo.com, Senin malam, 07 Maret 2022.

Adapun kronologi kasus pembacokan ini sebagaimana keterangan warga setempat, Darwanto menjelaskan sebelum terjadinya kasus pembacokan, pada Senin pagi, 07 Maret 2022 pelaku mempunyai masalah dengan ibunya.

Waktu itu pelaku sedang mengantar ibunya di depan SMA. Namun di tengah perjalanan, pelaku tiba-tiba mengamuk. Setelah itu, pelaku kembali pulang ke rumahnya.

Kasus pembacokan ini pun menewaskan tiga orang dan tujuh orang mengalami luka-luka. Adapun tiga korban yang tewas yaitu Abdul Aziz, Siti Mujayanah, dan Trinah.

Sedangkan tujuh orang yang mengalami luka-luka yaitu Komariatun, Kasianto, Lailatul, Riyanti, Kristiono, Siswo, dan Tuminah.

Sebagai tambahan informasi, Darwanto juga menjelaskan bahwa pelaku pembacokan ini tidak bergabung atau masuk menjadi kelompok apa pun. Pelaku selama ini bekerja serabutan, kuli batu maupun sebagai tukang kebun.

Pelaku secara identitas kependudukan sebenarnya bukan warga Dusun Bangunmulyo Desa Pojok tapi Desa Purworejo Kecamatan Kandat, karena sekitar 2,5 tahun yang lalu setelah menikah pindah identitas kependudukan.

Pelaku yang kesehariannya tinggal di rumah orang tuanya di Dusun Bangunmulyo Desa Pojok ini sebenarnya hanya domisili.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau akrab disapa Mas Dhito yang mengetahui kabar kasus pembacokan tersebut pada malam harinya langsung mendatangi lokasi untuk menemui keluarga korban.

Sesampainya di lokasi, dengan didampingi perangkat desa dan pihak kepolisian, Mas Dhito langsung menemui satu persatu keluarga korban untuk menyampaikan rasa bela sungkawa dan memberikan santunan.

Kebetulan saat ini dari tujuh korban yang semula menjalani perawatan di rumah sakit swasta, sebagian memilih pulang karena takut jumlah biaya pengobatan yang akan ditanggung, salah satunya Kristiono yang mendapatkan 32 jahitan di bagian tubuh akibat sabetan sabit.

Prihatin atas hal tersebut, Mas Dhito langsung menelepon Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simpang Lima Gumul Tony Widyanto dan meminta supaya korban bisa dirawat di rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Kediri.

“Dok, ini kejadian di Wates korban yang luka berat atau ringan sudah pulang (dari rumah sakit) karena takut biaya. Kita cover ya,” kata Bupati Kediri itu.

Usai menelepon, Mas Dhito pun mendatangi rumah Kristiono. Ditemui Kristiono dan istrinya, selain memberikan santunan, Mas Dhito menyampaikan niat kedatangannya itu dan membujuk supaya mau dirawat kembali di rumah sakit. Kristiono pun terlihat menuruti anjuran Bupati Kediri tersebut.

Baca Juga: Kunjungi PCNU Kediri, Ketum PBNU Beri Pesan Begini

Setelah berpamitan, Mas Dhito berpesan kepada Kepala Desa Pojok supaya korban yang mengalami luka-luka dan malam itu memilih pulang supaya mau dirawat.

Kepala Desa Pojok Darwanto menyampaikan, dalam kejadian itu ada sepuluh orang yang menjadi korban, tiga di antaranya meninggal.

Sedangkan, tujuh orang yang mengalami luka dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Tetapi, ada empat orang memilih pulang.

“Tiga orang yang masih dirawat di rumah sakit orang tuanya (pelaku) bapak, ibu, sama adik. Adiknya yang saat ini kritis,” pungkasnya.***

Disclaimer berita ini sebelumnya telah tayang di koranmemo.com dengan judul Selain Jarang Komunikasi dengan Warga, Ternyata Pelaku Pembacokan di Wates Sering Menjadi Ini dan Mas Bup Dhito Kunjungi Keluarga Korban Pembacokan Sampaikan Bela Sungkawa dan Beri Santunan pada Selasa, 08 Maret 2020.

Editor: Jumadi

Sumber: koranmemo.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini