SIMAK, Tahun Baru Islam 1444 H 1 Muharram Atau Suro Sejarah Bulan yang Disakralkan

- 29 Juli 2022, 15:48 WIB
Sejarah bulan Muharram atau Suro
Sejarah bulan Muharram atau Suro /freepik.comstarline/

BERITA MATARAMAN- Umat Islam akan merayakan 1 Muharram atau Suro sebagai tahun baru Islam yang ke 1444 H yang tinggal hitungan jam.

Tahun Hijriyah sendiri memiliki kegunaan yang sangat penting bagi umat Islam salah satunya untuk menentukan Ramadhan dan bulan Haji.

Namun bagaimana sejarah tahun baru Islam itu sendiri belum banyak orang yang tahu.

Dalam artikel ini dibahas sekelumit sejarah tahun baru Islam atau 1 Muharram untuk kalangan umat Islam seluruh dunia.

Baca Juga: Bacaan Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1444 H Atau 1 Muharram, Lengkap Dengan Amalannya

Di Indonesia sendiri khususnya di Jawa tahun Islam juga dipakai dan digabungkan dengan tahun Jawa.

Pada 1 Muharram yang menjadi tahun baru Islam juga diperingati sebagai bulan sakral buat masyarakat Jawa yang dikenal dengan Suro.

Mengapa bisa diYakini 1 Suro sebagai bulan sacral atau wingit oleh masyarakat Jawa?

Simak pembahasan mengenai sejarah tahun baru Islam hingga 1 Suro dikenal dengan bulan sakral yang akan di jelaskan dalam artikel ini.

Berikut sekilas pembahasan mengenai sejarah tahun baru Islam yang akan diperingati oleh umat Islam.

Baca Juga: Kronologi Kebakaran Pabrik Garmen Kalideres, Terdengar Suara Ledakan, 77 Mobil Damkar dikerahkan

Sejarah Tahun baru Islam atau tahun Hijriyah

Dikutip dari artikel penelitian LPPI Universitas Muhammadiyah Purwokerto sejarah tahun baru Islam atau disebut juga dengan kalender Hijriyah berawal dari tahun 622 M.

Pada tahun 622 M ditetapkan sebagai awal dimulainya tahun Hijriyah karena pada masa tersebut ada peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.

Penetapan Hijriyah pertama kali dirumuskan dan dipakai sendiri dalam pemerintahan oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Penetapan tahun baru Islam atau penggulaan kalen Hijriyah oleh Umar Ibn Khattab disebabkan karena adanya masalah yang terjadi pada pejabat karena tidak adanya angka tahun yang mengakibatkan para pejabat kesulitan.

Ide penetapan awal tahun Hijriyah sebenarnya berasal salah satu gubernurnya yaitu Abu Musa Al Asyari.

Umar Ibn Khattab sendiri dikenal sebagai pemimpin yang merumuskan administrasi pertama untuk umat Islam dalam pemerintahan.

Dengan tidak adanya angka tahun tersebut membuat para pejabat kesulitan dan mengalami kekacauan administrasi.

Dengan sebab itu ketika kepemimpinan Umar Ibn Khattab memasuki waktu ketiga tahun ia merumuskan tahun baru Islam atau Hijriyah yang diawali dengan history Hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah.

Setelah berjalannya waktu Khalifah digantikan oleh Utsman Ibn Affan kalender Hijriyah masih dilestarikan.

Namun pada masa Utsman Ibn Affan awal tahun baru dan awal bulan dari Hijriyah ditentukan pada bulan Muharram.

Penetapan Bulan Muharram untuk awal tahun baru Hijriyah ini dikarenakan adanya peristiwa  hijrahnya Nabi dilakukan setelah baiat Aqabah 2 pada bulan Dzulhijjah.

Serta penetapan tanggal 1 pada bulan Muharram menjadi awal tahun bulan Hijriyah atau menjadi tangga tahun baru Islam.

Seiring berjalanya waktu penetapan Tahun Hijriah ini kemudian diadopsi oleh kerajaan Mataram Islam yang dipimpin oleh Sultan Agung pada tahun 1613-1645.

Alasan menciptakan sendiri penanggalan ini adalah untuk menggabungkan penanggalan Saka yaitu Jawa Hindu agar sesuai dengan penanggalan Islam.

Dengan penyesuaian ini ia juga berkeinginan agar dua aliran yang ada di Jawa yaitu masyarakat Kejawen dan Putihan agar tidak pecah.

Baca Juga: Hindari Pola Makan Buruk, Ramalan Zodiak Cancer Sabtu 30 Juli 2022, Anda Harus Memperhatikan Kesehatan

Masyarakat Kejawen sendiri merupakan masyarakat jawa penganut kepercayaan Kejawen.

Sedangkan masyarakat Putihan yaitu masyarakat Jawa yang beragama Islam.

Dengan adanya penanggalan jawa disamakan dengan Islam ini Sultan Agung memiliki tujuan untuk menyatukan dua aliran masyarakat tersebut.

Dalam kalender Jawa bulan pertama disebut dengan Suro sengkan dalam kalender Islam bulan pertama disebut dengan Muharram.

Karena pada bulan Suro yang dianut oleh Kejawen yang dianggap sebagai bulan berkumpulnya para makhluk gaib hingga sekarang masih dipercaya sebagai bulan yang sakral.

demikian sejarah singkat mengenai sejarah tahun baru islam atau tahun Hijriyah semoga dapat menambah pengetahuan serta bermanfaat.***

Editor: Taufiqurrohman


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini