127 Peribahasa Jawa tentang Sifat Manusia, Lengkap dengan Artinya, Adakah Sifat Kita Dalam Paribahasan Ini?

- 23 Mei 2022, 15:02 WIB
127 peribahasa atau paribasan Jawa dan artinya tentang sifat manusia. Peribahasa Jawa wikipedia, peribahasa jawa brainly
127 peribahasa atau paribasan Jawa dan artinya tentang sifat manusia. Peribahasa Jawa wikipedia, peribahasa jawa brainly /etnis.id

BERITA MATARAMAN- Inilah 127 peribahasa Jawa atau paribahasan tentang sifat manusia. 

Sebagai masyarakat Jawa yang identik dengan budaya Jawa kita harus mengetahui bagaimana orang-orang terdahulu berbahasa untuk menilai sifat seseorang dengan peribahasa Jawa atau paribahasan. 

Dalam artikel ini akan diulas tentang peribahasa atau paribasan Jawa yang memiliki kaitanya dengan sifat manusia.

Baca Juga: Contoh Teks Pidato Perpisahan Bahasa Jawa bisa digunakan untuk Kelas 6, 9 dan 12 Singkat Mudah Dimengerti

Adakah sifat-sifat kita yang tercantum dalam peribahasa Jawa ini?

Silakan baca artikel ini sampai selesai untuk mengetahui adakah sifat kita yang tercantum dalam peribahasa Jawa berikut.

Peribahasa sudah melekat bagi masyarakat jawa untuk mengumpamakan tingkah laku seseorang .

Berikut ini Berita Mataraman.com telah kumpulkan peribahasa jawa dengan tema sifat manusia.

Baca Juga: 50 Peribahasa Jawa dan Artinya yang Berkaitan Dengan Watak Manusia

Peribahasa jawa yang berkaitan dengan sifat manusia ini dikutip dari Buku Peribahasa Jawa Sebagai Cermin Watak, Sifat, Dan Perilaku Manusia Karya Sri Rahayu Prihatmi, Anhari Basuki, Trias Yusuf, Slamet Ds Diterbitkan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003.

1. Abang-abang lambe: Perkataan orang hanya basa-basi

2. Adigang, adigung, adiguna: Orang yang mengandalkan kekuatan, ketiggian derajat, dan kepandaian

3. Adol ayu: Orang yang menonjolkan kecantikan

4. Adol bagus: Orang yang menonjolkan ketampanan

5. Ajining dhiri gumantung ana lathi lan budi: Kewibawaan orang itu tergantung pada ucapan dan tingkah laku yang baik

6. Ambesemake paying: Orang yang merendahkan derajatnya dengan perbuatan aib’

7. Ambidhung api rowing: Orang yang berpura-pura berteman ternyata menyimpan niat jahat

8. Ambujuk mataram: Orang yang pandai membujuk

9. Anak polah bapak kepradah: Orang yang mendapat kesusahan karena salah mendidik sehingga anaknya selalu membuat masalah

10. Andriya raksa: Orang yang selalu berjaga-jaga

11. Anir yukti: Orang yang sedang gelap pikiranya

12. Anjagakake endog si blorok: Orang yang mengharapkan sesuatu yang belum tentu

13. Angon angin: Orang yang mencari waktu baik

14. Angon ulat mgumbar tangan: Orang bermaksud buruk dengan melihat kelengahan orang lain

15. Angrong pasanakan: Orang yang suka akan perempuan, tidak peduli istri sanak-saudara pun digauli

16. Ati bengkong oleh oncong: Orang yang mempunyai maksud atau kandungan buruk mendapat jalan

17. Arep jamure emoh watange: Orang yang hanya mau keuntungan tidak mau tersangkut ke dalamnya

18. Bacan-bacin yen iwak: Meskipun buruk namun masih saudara

19. Badhigul angene: Orang bodoh yang berlagak pandai

20. Bahni maya pramana: Orang menjawab gugatan dengan perumpamaan hatinya

21. Banyu pinerang: Keretakan saudara tentu akan pulih

22. Bapa kesolah anak kepolah: Anak bertanggung jawab terhadap perkara ayahnya

23. Bathok bolu isi madu: Orang rendah hati mempunyai kepandaian

24. Beluk ananjak: Orang membuta tuli

25. Bendhol gencing: Barang yang seharusnya lurus, tetapi tidak lurus

26. Bima akutha wesi: Orang yang bersifat keras hati

27. Bocah wingi sore: Orang yang belum banyak pengalaman

28. Cengkir ketindihan kiring: Orang yang kalah perbawa

29. Cethetet awoh kudhu: Segala sesuatu yang aneh tidak terjadi

30. Cumbu laler: Lalat yang selalu bergerak saja dikatakan combu, gampang dipegang, orang yang sangat banyak geraknya

31. Dewa tan owah: Raja yang adil

32. Dieletana sagara gunung sap pitu: Apabila memang jodoh dari Tuhan, meski dihalangi pasti nertemu juga

33. Digawe pitik putih raga tanpa mule: Orang yang mempunyai keahlian, tetapi tidak ada yang menghargainya

34. Digebyah uyah: Dipukul sama rata

35. Ditunggake: Orang yang diabaikan

36. Dudu berase ditempurake: Ikut menyambung bicara atau mengajukan saran tetapi menyimpang dari masalah yang sebenarnya

37. Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan: Bukan sanak bukan saudara tetapi kalau meninggal ikut bersedih

38. Durung pecus keselak becus: Belum pandai sudah merasapaling bisa

39. During ilang pupuk lempuyange: Orang yang dianggap belum dewasa

40. Dhandang diuneke konthul: Orang jahat dikatakan baik

41. Embat-embat clarat: Orang yang sangat teliti mengerjakan sesuatu

42. Embuh si nila embuh si etom: Orang yang suka membicarakan orang lain

43. Emprit abunthut bedhug: Sesuatu tampaknya kecil tiada terkira menjadi besar

44. Gedhang apupus cidhe: Keinginan yang mustahil

45. Glathik sakurungan: Orang yang telah seia-sekata, sama-sama bareng

46. Gong lumaku tinabuh: Orang yang langsung bercerita tanpa diminta

47. Idu didilat maneh: Orang yang melanggar janjunya sendiri

48. Idhep-idhep nandur pari jero: Berbuat kebaikan terhadap orang yang tidak dapat membalas

49. Ilang jarake kari jaile: Orang yang hilang keperwiraanya tinggal sifat buruknya

50. Ila-ila ujare wong tua: Orang yang patuh akan petuah orang tua

51. Jalak ampir: orang yang kalau berpergian gemar singgah

52. Jalma mati murka: orang yang serakah mati karena keserakahanya

53. Jangkrik mambu kili: orang yang penaik darah diberi semangat marah

54. Jati katlusupan luyung: orang baik dipengaruhi oleh orang jahat

55. Jenang dodol tibo ing wedi: seseorang yang kata-katanya selalu tidak enak didengarkan

56. Jurang growoh ora mili: banyak janji tidak ada kenyataan

57. Kabegjan kabrayan: orang yang mendapatkan tempat selayaknya

58. Kablowok: orang yang salah karena kelakuanya

59. Kadang konang: orang yang akrab dengan saudaranya-saudaranya

60. Kahusti sabda pralaya: penjahat mati karena perkataanya sendiri

61. Kalah cacak menang cacak: berhasil atau tidak sebaiknya diusahakan lebih dahulu

62. Karumiyinan tuwuh: orang yang masih muda bertingkah laku seperti orang tua

63. Kasandung ing rata kabentus ing awang-awang: orang yang mendapat halangan di tempat yang baik

64. Kebak luber kocak-kacik: orang yang berubah sifat dan pikiranya

65. Kegedhen endas kurang uthek: orang yang sangat angkuh

66. Kementhus nora becus: orang yang banyak bicara tapi tidak bekerja

67. Kementhak angelathak: orang yang sombong sifatnya

68. Lebak ilining banyu: kesalahan orang besar dijatuhkan kepada orang kecil

69. Madaya ketingal rupane: orang yang mengingkari janji kelihatan dari wajahnya

70. Malik bumi: orang yang berbalik sifatnya

71. Marta wisuna: orang yang tidak mau menduakan kehendak

72. Masang kala: orang yang mencari kesalahan orang lain

73. Mecel manuk miber: orang yang serba bisa dan serba kuasa

74. Medhot raketan: orang yang memutus persaudaraan

75. Menthek monthok: orang yang bangga karena dipuji

76. Micakake wong melek: orang yang sok tahu, membodohi orang yang lebih tahu

77. Midak supata: orang yang melanggar sumpahnya sendiri

78. Milih papan: orang yang tahu sopan santun

79. Mloroting wuwung oweahing sirap: bencana yang selalu datang

80. Nabok nyilih tangan: orang yang berbuat jahat kepada orang lain, tetapi dengan meminta bantuan orang lain

81. Napuk rai: membuat malu orang lain

82. Ngaji mumpung: memanfaatkan kesempatan

83. Ngandel tale gedebog: orang yang percaya kepada orang yang tidak dapat diandalkan

84. Ngiket-iketi dengkul: orang tau selalu mengambil hati anak cucu

85. Ngisor galeng duwur galeng: orang bawah selalu tertutup

86. Ngoyak-oyak turus ijo: menggangu tanpa sebab

87. Ngrumpak jajahan rowang: orang yang suka mencela, menciutkan nyali, dan membuat celaka teman

88. Ngubak-ubak banyu bening: menganggu ketentraman

89. Ngumpulake balung pisah: orang yang berbesanan dengan saudara jauh yang diibaratkan mengumpulkan tulang yang terpisah

90. Ngunjara setan: mengekang hawa nafsu

91. Nyawati akarya desi: orang yang mengingkari perkataanya

92. Nyungkup kramat bejad: memperbaiki sifat yang dianggap telah rusak oleh masyarakat

93. Njunjung ngentebake: kelihatanya menyanjung, tetapi sebenarnya menjatuhkan

94. Obah ngarep kobet mburi: pemimpin selalu menjadi panutan

95. Ora ono geni tanpa kukus: tidak ada perbuatan tanpa pembicaraan

96. Ora ono teken wedi ing jeblogan: tidak mungkin sesuatu yang pasti itu tidak terjadi

97. Pupuk bawang: anak-anak yang ikut permainan orang yang lebih dewasa

98. Raga tanpa mule: orang yang sudah tidak dihormati

99. Rupak segarane: orang yang tidak suka memaafkan orang lain

100. Sabda minangka panggeh: ucapan sebagai sesuatu yang kukuh

101. Sadulur sinarawedi: bagai saudara kembar, suka- duka ditanggung Bersama

102. Sajimpit sakojong:sedikit banyak sama saja

103. Salaku jantraku: orang yang mengikuti segala kehendak orang yang dihormati

104. Sidhem kanginan: orang yang menyembunyikan penyakit

105. Sipat kandel: barang sesuatu yang dipakai oleh orang untuk azimat

106. Sluman-slumun-slamet: orang yang berjalan di tempat gawat, tetapi selalu selamat

107. Songgom egrek-egrek: orang jujur diberi kepercayaan

108. Srowal-srowol: orang yang sering menyerobot percakapan

109. Sugih pari angawak-awakake: orang sombong karena mampu menguasai Bahasa

110. Sembur-sembur ada, siram-siram bayem: orang yang mampu memberikan ketenangan kepada orang lain

111. Tan-tan tuman: tahan terhadap sesuatu karena biasa

112. Tebah tembung: orang yang mempunyai perhatian

113. Tesmak bathok: orang yang besifat sok tahu

114. Tumbak cucukan: sifat orang yang suka mengadukan pembicaraan kepada orang lain

115. Tumbu oleh tutup: orang yang mendapatkan jodoh

116. Tuna dungkap: cita-cita orang yang mempunyai maksud, tetapi tidak sampai

117. Tunjung tuwuh ing sela: sesuatu yang mustahil

118. Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati: keturunan orang kecil jadi besar, keturunan orang besar jadi kecil

119. Thak-thak kaya klothak: orang yang banyak tingkahnya

200. Turuten pituture wong tuwo: ikutilah nasihat orang tua

221. Titikane trahing ngawirya solah tingkah kang tata: Tanda Tindakan manusia dari watak dan tingkah lakunya yang teratur

222. Uwot gedebog: orang dipercaya tutur katanya

223. Weruh ing gurubyuk ora weruh ing rembug: orang yang terkait sesuatu, tetapi tidak tahu asal-usulnya

224. Wigih-wigih urang: orang memegang sesuatu dengan enggan

225. Wong pinter kebliger: orang pandai, tetapi tidak dapat menerapkan kepandaianya

226. Yoga anggangga yogi: bersahabat dengan orang yang sering memberi nasihat

227. Yuyu rumpung ambrong ronge: orang yang lemah. Tetapi tidak mau dipandang lemah

Baca Juga: Link Twibbon Hari Lahir Pancasila, Silahkan Download Gratis Lalu Share Ke Media Sosial Untuk Meramaikannya

Demikan peribahasa jawa yang berkaitan dengan sifat seseorang untuk dipelajari agar budaya yang adiluhung ini tidak punah. Semoga bisa bermanfaat.

Editor: R. Nur


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x