BERITA MATARAMAN- Inilah 127 peribahasa Jawa atau paribahasan tentang sifat manusia.
Sebagai masyarakat Jawa yang identik dengan budaya Jawa kita harus mengetahui bagaimana orang-orang terdahulu berbahasa untuk menilai sifat seseorang dengan peribahasa Jawa atau paribahasan.
Dalam artikel ini akan diulas tentang peribahasa atau paribasan Jawa yang memiliki kaitanya dengan sifat manusia.
Adakah sifat-sifat kita yang tercantum dalam peribahasa Jawa ini?
Silakan baca artikel ini sampai selesai untuk mengetahui adakah sifat kita yang tercantum dalam peribahasa Jawa berikut.
Peribahasa sudah melekat bagi masyarakat jawa untuk mengumpamakan tingkah laku seseorang .
Berikut ini Berita Mataraman.com telah kumpulkan peribahasa jawa dengan tema sifat manusia.
Baca Juga: 50 Peribahasa Jawa dan Artinya yang Berkaitan Dengan Watak Manusia
Peribahasa jawa yang berkaitan dengan sifat manusia ini dikutip dari Buku Peribahasa Jawa Sebagai Cermin Watak, Sifat, Dan Perilaku Manusia Karya Sri Rahayu Prihatmi, Anhari Basuki, Trias Yusuf, Slamet Ds Diterbitkan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003.
1. Abang-abang lambe: Perkataan orang hanya basa-basi
2. Adigang, adigung, adiguna: Orang yang mengandalkan kekuatan, ketiggian derajat, dan kepandaian
3. Adol ayu: Orang yang menonjolkan kecantikan
4. Adol bagus: Orang yang menonjolkan ketampanan
5. Ajining dhiri gumantung ana lathi lan budi: Kewibawaan orang itu tergantung pada ucapan dan tingkah laku yang baik
6. Ambesemake paying: Orang yang merendahkan derajatnya dengan perbuatan aib’
7. Ambidhung api rowing: Orang yang berpura-pura berteman ternyata menyimpan niat jahat
8. Ambujuk mataram: Orang yang pandai membujuk
9. Anak polah bapak kepradah: Orang yang mendapat kesusahan karena salah mendidik sehingga anaknya selalu membuat masalah
10. Andriya raksa: Orang yang selalu berjaga-jaga
11. Anir yukti: Orang yang sedang gelap pikiranya
12. Anjagakake endog si blorok: Orang yang mengharapkan sesuatu yang belum tentu
13. Angon angin: Orang yang mencari waktu baik
14. Angon ulat mgumbar tangan: Orang bermaksud buruk dengan melihat kelengahan orang lain
15. Angrong pasanakan: Orang yang suka akan perempuan, tidak peduli istri sanak-saudara pun digauli
16. Ati bengkong oleh oncong: Orang yang mempunyai maksud atau kandungan buruk mendapat jalan
17. Arep jamure emoh watange: Orang yang hanya mau keuntungan tidak mau tersangkut ke dalamnya
18. Bacan-bacin yen iwak: Meskipun buruk namun masih saudara
19. Badhigul angene: Orang bodoh yang berlagak pandai
20. Bahni maya pramana: Orang menjawab gugatan dengan perumpamaan hatinya
21. Banyu pinerang: Keretakan saudara tentu akan pulih
22. Bapa kesolah anak kepolah: Anak bertanggung jawab terhadap perkara ayahnya
23. Bathok bolu isi madu: Orang rendah hati mempunyai kepandaian
24. Beluk ananjak: Orang membuta tuli
25. Bendhol gencing: Barang yang seharusnya lurus, tetapi tidak lurus
26. Bima akutha wesi: Orang yang bersifat keras hati
27. Bocah wingi sore: Orang yang belum banyak pengalaman
28. Cengkir ketindihan kiring: Orang yang kalah perbawa
29. Cethetet awoh kudhu: Segala sesuatu yang aneh tidak terjadi
30. Cumbu laler: Lalat yang selalu bergerak saja dikatakan combu, gampang dipegang, orang yang sangat banyak geraknya
31. Dewa tan owah: Raja yang adil
32. Dieletana sagara gunung sap pitu: Apabila memang jodoh dari Tuhan, meski dihalangi pasti nertemu juga
33. Digawe pitik putih raga tanpa mule: Orang yang mempunyai keahlian, tetapi tidak ada yang menghargainya
34. Digebyah uyah: Dipukul sama rata
35. Ditunggake: Orang yang diabaikan
36. Dudu berase ditempurake: Ikut menyambung bicara atau mengajukan saran tetapi menyimpang dari masalah yang sebenarnya
37. Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan: Bukan sanak bukan saudara tetapi kalau meninggal ikut bersedih
38. Durung pecus keselak becus: Belum pandai sudah merasapaling bisa
39. During ilang pupuk lempuyange: Orang yang dianggap belum dewasa
40. Dhandang diuneke konthul: Orang jahat dikatakan baik
41. Embat-embat clarat: Orang yang sangat teliti mengerjakan sesuatu
42. Embuh si nila embuh si etom: Orang yang suka membicarakan orang lain
43. Emprit abunthut bedhug: Sesuatu tampaknya kecil tiada terkira menjadi besar
44. Gedhang apupus cidhe: Keinginan yang mustahil
45. Glathik sakurungan: Orang yang telah seia-sekata, sama-sama bareng
46. Gong lumaku tinabuh: Orang yang langsung bercerita tanpa diminta
47. Idu didilat maneh: Orang yang melanggar janjunya sendiri
48. Idhep-idhep nandur pari jero: Berbuat kebaikan terhadap orang yang tidak dapat membalas
49. Ilang jarake kari jaile: Orang yang hilang keperwiraanya tinggal sifat buruknya
50. Ila-ila ujare wong tua: Orang yang patuh akan petuah orang tua
51. Jalak ampir: orang yang kalau berpergian gemar singgah
52. Jalma mati murka: orang yang serakah mati karena keserakahanya
53. Jangkrik mambu kili: orang yang penaik darah diberi semangat marah
54. Jati katlusupan luyung: orang baik dipengaruhi oleh orang jahat
55. Jenang dodol tibo ing wedi: seseorang yang kata-katanya selalu tidak enak didengarkan
56. Jurang growoh ora mili: banyak janji tidak ada kenyataan
57. Kabegjan kabrayan: orang yang mendapatkan tempat selayaknya
58. Kablowok: orang yang salah karena kelakuanya
59. Kadang konang: orang yang akrab dengan saudaranya-saudaranya
60. Kahusti sabda pralaya: penjahat mati karena perkataanya sendiri
61. Kalah cacak menang cacak: berhasil atau tidak sebaiknya diusahakan lebih dahulu
62. Karumiyinan tuwuh: orang yang masih muda bertingkah laku seperti orang tua
63. Kasandung ing rata kabentus ing awang-awang: orang yang mendapat halangan di tempat yang baik
64. Kebak luber kocak-kacik: orang yang berubah sifat dan pikiranya
65. Kegedhen endas kurang uthek: orang yang sangat angkuh
66. Kementhus nora becus: orang yang banyak bicara tapi tidak bekerja
67. Kementhak angelathak: orang yang sombong sifatnya
68. Lebak ilining banyu: kesalahan orang besar dijatuhkan kepada orang kecil
69. Madaya ketingal rupane: orang yang mengingkari janji kelihatan dari wajahnya
70. Malik bumi: orang yang berbalik sifatnya
71. Marta wisuna: orang yang tidak mau menduakan kehendak
72. Masang kala: orang yang mencari kesalahan orang lain
73. Mecel manuk miber: orang yang serba bisa dan serba kuasa
74. Medhot raketan: orang yang memutus persaudaraan
75. Menthek monthok: orang yang bangga karena dipuji
76. Micakake wong melek: orang yang sok tahu, membodohi orang yang lebih tahu
77. Midak supata: orang yang melanggar sumpahnya sendiri
78. Milih papan: orang yang tahu sopan santun
79. Mloroting wuwung oweahing sirap: bencana yang selalu datang
80. Nabok nyilih tangan: orang yang berbuat jahat kepada orang lain, tetapi dengan meminta bantuan orang lain
81. Napuk rai: membuat malu orang lain
82. Ngaji mumpung: memanfaatkan kesempatan
83. Ngandel tale gedebog: orang yang percaya kepada orang yang tidak dapat diandalkan
84. Ngiket-iketi dengkul: orang tau selalu mengambil hati anak cucu
85. Ngisor galeng duwur galeng: orang bawah selalu tertutup
86. Ngoyak-oyak turus ijo: menggangu tanpa sebab
87. Ngrumpak jajahan rowang: orang yang suka mencela, menciutkan nyali, dan membuat celaka teman
88. Ngubak-ubak banyu bening: menganggu ketentraman
89. Ngumpulake balung pisah: orang yang berbesanan dengan saudara jauh yang diibaratkan mengumpulkan tulang yang terpisah
90. Ngunjara setan: mengekang hawa nafsu
91. Nyawati akarya desi: orang yang mengingkari perkataanya
92. Nyungkup kramat bejad: memperbaiki sifat yang dianggap telah rusak oleh masyarakat
93. Njunjung ngentebake: kelihatanya menyanjung, tetapi sebenarnya menjatuhkan
94. Obah ngarep kobet mburi: pemimpin selalu menjadi panutan
95. Ora ono geni tanpa kukus: tidak ada perbuatan tanpa pembicaraan
96. Ora ono teken wedi ing jeblogan: tidak mungkin sesuatu yang pasti itu tidak terjadi
97. Pupuk bawang: anak-anak yang ikut permainan orang yang lebih dewasa
98. Raga tanpa mule: orang yang sudah tidak dihormati
99. Rupak segarane: orang yang tidak suka memaafkan orang lain
100. Sabda minangka panggeh: ucapan sebagai sesuatu yang kukuh
101. Sadulur sinarawedi: bagai saudara kembar, suka- duka ditanggung Bersama
102. Sajimpit sakojong:sedikit banyak sama saja
103. Salaku jantraku: orang yang mengikuti segala kehendak orang yang dihormati
104. Sidhem kanginan: orang yang menyembunyikan penyakit
105. Sipat kandel: barang sesuatu yang dipakai oleh orang untuk azimat
106. Sluman-slumun-slamet: orang yang berjalan di tempat gawat, tetapi selalu selamat
107. Songgom egrek-egrek: orang jujur diberi kepercayaan
108. Srowal-srowol: orang yang sering menyerobot percakapan
109. Sugih pari angawak-awakake: orang sombong karena mampu menguasai Bahasa
110. Sembur-sembur ada, siram-siram bayem: orang yang mampu memberikan ketenangan kepada orang lain
111. Tan-tan tuman: tahan terhadap sesuatu karena biasa
112. Tebah tembung: orang yang mempunyai perhatian
113. Tesmak bathok: orang yang besifat sok tahu
114. Tumbak cucukan: sifat orang yang suka mengadukan pembicaraan kepada orang lain
115. Tumbu oleh tutup: orang yang mendapatkan jodoh
116. Tuna dungkap: cita-cita orang yang mempunyai maksud, tetapi tidak sampai
117. Tunjung tuwuh ing sela: sesuatu yang mustahil
118. Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati: keturunan orang kecil jadi besar, keturunan orang besar jadi kecil
119. Thak-thak kaya klothak: orang yang banyak tingkahnya
200. Turuten pituture wong tuwo: ikutilah nasihat orang tua
221. Titikane trahing ngawirya solah tingkah kang tata: Tanda Tindakan manusia dari watak dan tingkah lakunya yang teratur
222. Uwot gedebog: orang dipercaya tutur katanya
223. Weruh ing gurubyuk ora weruh ing rembug: orang yang terkait sesuatu, tetapi tidak tahu asal-usulnya
224. Wigih-wigih urang: orang memegang sesuatu dengan enggan
225. Wong pinter kebliger: orang pandai, tetapi tidak dapat menerapkan kepandaianya
226. Yoga anggangga yogi: bersahabat dengan orang yang sering memberi nasihat
227. Yuyu rumpung ambrong ronge: orang yang lemah. Tetapi tidak mau dipandang lemah
Demikan peribahasa jawa yang berkaitan dengan sifat seseorang untuk dipelajari agar budaya yang adiluhung ini tidak punah. Semoga bisa bermanfaat.