Catat dan Ingat! Ini Dia 77 Peribahasa Jawa yang Berhubungan dengan Sifat Manusia

17 Mei 2022, 20:35 WIB
Ilustrasi Peribahasa - Berikut ini 77 peribahasa Jawa yang berhubungan dengan sifat seseorang, salah satunya ‘nabok nyilih tangan’ /Pexels/Pixabay

BERITA MATARAMAN – Artikel ini membahas 77 peribahasa Jawa yang berhubungan dengan sifat seseorang.

Setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda, dan masyarakat Jawa mengungkapkannya dengan peribahasa Jawa.

Peribahasa Jawa merupakan bagian dari budaya Jawa yang adiluhung, dan perlu untuk dipelajari.

Masyarakat Jawa dalam menilai sifat seseorang tidak dengan kata secara langsung, namun dengan perumpamaan-perumpamaan.

Baca Juga: 50 Peribahasa Jawa yang Perlu Untuk Dipelajari Yang Berhubungan Dengan Sifat Manusia Lengkap Dengan Artinya

Baca Juga: 50 Peribahasa Jawa dan Artinya yang Berkaitan Dengan Watak Manusia

Dalam artikel ini dibahas perumpamaan yang berhubungan dengan sifat seseorang dikutip dari Buku Peribahasa Jawa Sebagai Cermin Watak, Sifat, Dan Perilaku Manusia Karya Sri Rahayu Prihatmi, Anhari Basuki, Trias Yusuf, Slamet Ds, Diterbitkan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003.

Berikut ini 77 peribahasa Jawa berhubungan dengan sifat manusia.

1. Jalak ampir: orang yang kalau berpergian gemar singgah

2. Jalma mati murka: orang yang serakah mati karena keserakahanya

3. Jangkrik mambu kili: orang yang penaik darah diberi semangat marah

4. Jati katlusupan luyung: orang baik dipengaruhi oleh orang jahat

5. Jenang dodol tibo ing wedi: seseorang yang kata-katanya selalu tidak enak didengarkan

6. Jurang growoh ora mili: banyak janji tidak ada kenyataan

7. Kabegjan kabrayan: orang yang mendapatkan tempat selayaknya

8. Kablowok: orang yang salah karena kelakuanya

9. Kadang konang: orang yang akrab dengan saudaranya-saudaranya

10. Kahusti sabda pralaya: penjahat mati karena perkataanya sendiri

11. Kalah cacak menang cacak: berhasil atau tidak sebaiknya diusahakan lebih dahulu

12. Karumiyinan tuwuh: orang yang masih muda bertingkah laku seperti orang tua

13. Kasandung ing rata kabentus ing awang-awang: orang yang mendapat halangan di tempat yang baik

14. Kebak luber kocak-kacik: orang yang berubah sifat dan pikiranya

15. Kegedhen endas kurang uthek: orang yang sangat angkuh

16. Kementhus nora becus: orang yang banyak bicara tapi tidak bekerja

17. Kementhak angelathak: orang yang sombong sifatnya

18. Lebak ilining banyu: kesalahan orang besar dijatuhkan kepada orang kecil

19. Madaya ketingal rupane: orang yang mengingkari janji kelihatan dari wajahnya

20. Malik bumi: orang yang berbalik sifatnya

21. Marta wisuna: orang yang tidak mau menduakan kehendak

22. Masang kala: orang yang mencari kesalahan orang lain

23. Mecel manuk miber: orang yang serba bisa dan serba kuasa

24. Medhot raketan: orang yang memutus persaudaraan

25. Menthek monthok: orang yang bangga karena dipuji

26. Micakake wong melek: orang yang sok tahu, membodohi orang yang lebih tahu

27. Midak supata: orang yang melanggar sumpahnya sendiri

28. Milih papan: orang yang tahu sopan santun

29. Mloroting wuwung oweahing sirap: bencana yang selalu datang

30. Nabok nyilih tangan: orang yang berbuat jahat kepada orang lain, tetapi dengan meminta bantuan orang lain

31. Napuk rai: membuat malu orang lain

32. Ngaji mumpung: memanfaatkan kesempatan

33. Ngandel tale gedebog: orang yang percaya kepada orang yang tidak dapat diandalkan

34. Ngiket-iketi dengkul: orang tau selalu mengambil hati anak cucu

35. Ngisor galeng duwur galeng: orang bawah selalu tertutup

36. Ngoyak-oyak turus ijo: menggangu tanpa sebab

37. Ngrumpak jajahan rowang: orang yang suka mencela, menciutkan nyali, dan membuat celaka teman

38. Ngubak-ubak banyu bening: menganggu ketentraman

39. Ngumpulake balung pisah: orang yang berbesanan dengan saudara jauh yang diibaratkan mengumpulkan tulang yang terpisah

40. Ngunjara setan: mengekang hawa nafsu

41. Nyawati akarya desi: orang yang mengingkari perkataanya

42. Nyungkup kramat bejad: memperbaiki sifat yang dianggap telah rusak oleh masyarakat

43. Njunjung ngentebake: kelihatanya menyanjung, tetapi sebenarnya menjatuhkan

44. Obah ngarep kobet mburi: pemimpin selalu menjadi panutan

45. Ora ono geni tanpa kukus: tidak ada perbuatan tanpa pembicaraan

46. Ora ono teken wedi ing jeblogan: tidak mungkin sesuatu yang pasti itu tidak terjadi

47. Pupuk bawang: anak-anak yang ikut permainan orang yang lebih dewasa

48. Raga tanpa mule: orang yang sudah tidak dihormati

49. Rupak segarane: orang yang tidak suka memaafkan orang lain

50. Sabda minangka panggeh: ucapan sebagai sesuatu yang kukuh

51. Sadulur sinarawedi: bagai saudara kembar, suka- duka ditanggung Bersama

52. Sajimpit sakojong:sedikit banyak sama saja

53. Salaku jantraku: orang yang mengikuti segala kehendak orang yang dihormati

54. Sidhem kanginan: orang yang menyembunyikan penyakit

55. Sipat kandel: barang sesuatu yang dipakai oleh orang untuk azimat

56. Sluman-slumun-slamet: orang yang berjalan di tempat gawat, tetapi selalu selamat

57. Songgom egrek-egrek: orang jujur diberi kepercayaan

58. Srowal-srowol: orang yang sering menyerobot percakapan

59. Sugih pari angawak-awakake: orang sombong karena mampu menguasai Bahasa

60. Sembur-sembur ada, siram-siram bayem: orang yang mampu memberikan ketenangan kepada orang lain

61. Tan-tan tuman: tahan terhadap sesuatu karena biasa

62. Tebah tembung: orang yang mempunyai perhatian

63. Tesmak bathok: orang yang besifat sok tahu

64. Tumbak cucukan: sifat orang yang suka mengadukan pembicaraan kepada orang lain

65. Tumbu oleh tutup: orang yang mendapatkan jodoh

66. Tuna dungkap: cita-cita orang yang mempunyai maksud, tetapi tidak sampai

67. Tunjung tuwuh ing sela: sesuatu yang mustahil

68. Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati: keturunan orang kecil jadi besar, keturunan orang besar jadi kecil

69. Thak-thak kaya klothak: orang yang banyak tingkahnya

70. Turuten pituture wong tuwo: ikutilah nasihat orang tua

71. Titikane trahing ngawirya solah tingkah kang tata: Tanda Tindakan manusia dari watak dan tingkah lakunya yang teratur

72. Uwot gedebog: orang dipercaya tutur katanya

73. Weruh ing gurubyuk ora weruh ing rembug: orang yang terkait sesuatu, tetapi tidak tahu asal-usulnya

74. Wigih-wigih urang: orang memegang sesuatu dengan enggan

75. Wong pinter kebliger: orang pandai, tetapi tidak dapat menerapkan kepandaianya

76. Yoga anggangga yogi: bersahabat dengan orang yang sering memberi nasihat

77. Yuyu rumpung ambrong ronge: orang yang lemah. Tetapi tidak mau dipandang lemah

Demikan peribahasa Jawa yang berkaitan dengan sifat seseorang untuk dipelajari, agar budaya yang adiluhung ini tidak punah. Semoga bisa bermanfaat.***

Editor: U. Hadi

Sumber: Buku Peribahasa Jawa

Tags

Terkini

Terpopuler