Peneliti CSIS: Keberadaan KIB Strategis dan Dibutuhkan

- 11 Juni 2022, 15:22 WIB
Peneliti CSIS: Keberadaan KIB Strategis dan Dibutuhkan
Peneliti CSIS: Keberadaan KIB Strategis dan Dibutuhkan /

BERITA MATARAMAN – Keberadaan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menarik perhatian banyak kalangan.

Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai keberadaan KIB itu strategis dan dibutuhkan sebagai dinamika politik nasional menjelang Pemilu 2024.

Peneliti CSIS Arya Fernandes menuturkan, langkah KIB yang diinisiasi Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN, dan Ketum PPP menarik perhatian perhatian publik setelah DPR mengumumkan tahapan pemilu 2024.

Baca Juga: UPDATE Prediksi Wales vs Belgia di Ajang UEFA Nations League 2022, dari Ranking hingga Link Streaming

Arya menyebut manuver yang dilakukan ketiga partai untuk membentuk KIB sejak dini, berpotensi diikuti oleh partai lain.

Menurut Arya, lahirnya KIB akan membuat perubahan tren perilaku partai dalam berkoalisi di masa mendatang.

Arya juga memprediksi, pascakeberadaan KIB, partai-partai lain akan menggabungkan diri dalam koalisi.

Selain itu, Arya juga membeberkan sejumlah dampak pembentukan KIB yang merupakan koalisi strategis.

Baca Juga: Ragam Link Twibbon HUT Kabupaten Ciamis ke-380 Tahun 2022, Bingkai Foto Ucapan Dirgahayu yang Terbaru

Pertama, KIB sudah memenuhi persyaratan dukungan 20 persen pencalonan pasangan presiden dan wakil presiden. Gabungan suara tiga partai tersebut mencapai 25,7 persen.

Kedua, di dalam KIB, Golkar, PAN, dan PPP memiliki banyak waktu untuk mendiskusikan platform kebijakan yang ingin dibawa pada kontestasi pemilu.

"Waktu yang cukup lama untuk mengelaborasi kepentingan politik masing-masing partai dan memiliki potensi untuk menciptakan koalisi permanen yang berlandaskan pada ide dan gagasan, setidaknya menuju momen pemilihan,” tutur Arya dalam keterangan, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga: 16 Daftar Link Twibbon Hari Jadi Kabupaten Ciamis 2022, Peringatan ke-380 Cocok dibagikan Ke Sosial Media

CSIS memprediksi Pilpres dan Pileg pada 14 Februari 2024 akan berlangsung kompetitif dan ketat. Menurutnya, ada tiga hal yang membuat pesta demokrasi lima tahunan ini berlangsung sengit.

Pertama, jarak elektabilitas di antara tokoh-tokoh populer pada hasil survei cukup dekat. Kedua, masih cairnya koalisi antar partai.

"Ketiga, tidak adanya petahana dalam pemilu 2024 tersebut,” tegas Arya.

Arya menambahkan, koalisi dini yang dilakukan KIB memberikan partai anggotanya memiliki daya tawar politik bagi calon yang dianggap potensial untuk diusung di Pilpres 2024.

Baca Juga: Profil dan Biodata Prof Faisal Ismail, Guru Besar UIN Yogyakarta yang Rendah Hati Meninggal Dunia

Ketiga partai juga memiliki kesempatan dan keleluasaan untuk melakukan uji publik kandidat potensial untuk menjadi calon presiden.

Selain itu, keberadaan KIB akan mendorong partai-partai lain untuk juga melakukan konsolidasi serupa.

“Artinya, pembentukan lebih dari dua poros politik menjelang 2024 dapat terealisasi,” ujarnya.***

Editor: R. Nur


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x