PBNU dan PWNU Se Indonesia ke Jawa Timur, Napak Tilas Kantor Pertama NU

- 17 Februari 2022, 21:35 WIB
PBNU dan PWNU se-Indonesia Napak Tilas Kantor Pertama NU
PBNU dan PWNU se-Indonesia Napak Tilas Kantor Pertama NU /R.NUR/Rilis PBNU

BERITA MATARAMAN – Pengurus Bursa Nahdlatul Ulama (PBNU dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Se Indonesia ke Jawa Timur pada Kamis 17 Februari 2022.

PBNU dan PWNU Se Indonesia ke Jawa Timur untuk mengunjungi kantor Hofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) atau kantor pertama PBNU di Jalan Bubutan VI/2 Surabaya, Jawa Timur.

Kunjungan tersebut dilakukan untuk napak tilas Gedung HBNO sebagai bagian dari rangkaian Peringatan Harlah ke 99 Nahdlatul Ulama secara tahun Hijriyah atau Qamariyah.

Sebagai informasi, berdasarkan kalender hijriyah, NU didirikan pada 16 Rajab 1344 H.

Baca Juga: Kiai Said ke Gus Yahya: Semoga Dapat Memimpin NU Lebih Sempurna lagi

Pada kunjungan tersebut, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dikalungi surban oleh Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya KH Mas Sulaiman.

Selain itu, Gus Yahya juga dipayungi saat turun dari mobil sampai memasuki gedung.

Gus Yahya datang didampingi Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf dan Bendahara Umum PBNU Mardani H Maming.

Baca Juga: Gus Salam dan Gus Kautsar Ploso Kediri Mundur dari Pengurus PBNU Periode Gus Yahya, Kenapa?

Rombongan Gus Yahya disambut pencak silat yang dimainkan Pendekar Pencak Silat Pagar Nusa.

Pada kesempatan tersebut, Gus Yahya dalam sambutannya menegaskan bahwa pergerakan ke masa depan tidak boleh tercerabut dari akar titik mulanya.

"Ketika kita mulai hendak bergerak untuk tujuan meraih masa depan, karena masa depan tidak boleh terlepas dari asal mulanya, ke manapun kita menuju untuk masa depan NU, tidak seorang pun boleh lupa bahwa di tempat inilah mulainya," katanya.

Gus Yahya juga berbicara tentang kesetiaan dan perjuangan dengan penuh haru.

Baca Juga: Terungkap, Inilah Alasan NU Dukung Pembangunan Ibu Kota Negara di Balikpapan

"Kalau kita berpikir tentang kesetiaan, tentang perjuangan, di tempat inilah kesetiaan itu ditambatkan," ujarnya lagi.

"Kalau kita bermimpi masa depan di tempat inilah mimpi itu mula-mula dihidupkan," lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang, Jawa Tengah itu.

Gus Yahya seakan merasakan energi-energi spiritual yang memenuhi ruangan, tempat para pendiri NU dahulu mencurahkan segala daya dan upayanya untuk kemaslahatan bersama.

Baca Juga: PBNU Tetapkan Tanggal 1 Rajab Jatuh Pada Hari Kamis tanggal 3 Februari 2022, Ini Alasannya

"Datang ke tempat ini, melihat ruangan ini, merasakan suasana di dalamnya, apalagi kalau kita mengerahkan kepekaan spiritual kita, kita akan menangkap energi apa, kekuatan apa yang telah menggelindingkan NU yang kita nikmati hari ini setelah 99 tahun ke depan," tandasnya lagi.

Saat ini, gedung tua yang dulu menjadi kantor NU pertama itu digunakan sebagai kantor PCNU Kota Surabaya.

Sebelumnya, gedung itu digunakan sebagai kantor PBNU sejak berdiri pada tahun 1926.

Bahkan sebelum itu, gedung ini juga sudah digunakan sebagai kantor Syubbanul Wathan, organisasi sayap Nahdlatul Wathan.

Baca Juga: Viral! Habib Luthfi Mundur dari Mustasyar PBNU? Cek Faktanya

PBNU memindahkan kantornya ke Pasuruan dan Madiun saat pecah perang 1945 hingga 1947 sebelum kembali pada tahun 1949.

Kemudian kantor PBNU pindah ke Menteng Dalam Jakarta dan sejak tahun 1950-an sampai sekarang berkantor di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.

Gedung ini juga sempat digunakan sebagai tempat kongres pertama Ansor Nahdlotoel Oelama (ANO, kini Gerakan Pemuda Ansor) pada tahun 1936.

Baca Juga: Ijo Ijo Benderane NU, Lirik Sholawat Habib Syech

Pada tahun 1945, tepatnya oada 22 Oktober, tempat ini juga menjadi saksi bisu dicetuskannya Resolusi Jihad menegakkan kemerdekaan NKRI.

Karena sarat akan sejarah itu, Pemerintah Kota Surabaya menetapkan gedung ini sebagai Bangunan Cagar Budaya melalui SK Walikota Nomor: 188.45/502/436.1.2/201 yang ditandatangani pada 11 Desember 2013.

Bangunan ini tampak terawat dengan tidak mengubah arsitekturnya yang khas bangunan zaman dahulu dengan jendela besar dan atap yang tinggi.***

Editor: R. Nur


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah