Dua Tanda Syiar Islam Menurut KH Maimoen Zubair, Salah Satunya Adalah Ibadah Kurban

- 9 Juli 2022, 15:00 WIB
Kata Mutiara KH Maimoen Zubair yang Menyentuh Hati, Cocok Dibagikan di Media Sosial
Kata Mutiara KH Maimoen Zubair yang Menyentuh Hati, Cocok Dibagikan di Media Sosial /facebook/udin/

BERITA MATARAMAN - KH Maimoen Zubair Sarang pernah menjelaskan mengenai fadilah atau keutamaan ibadah kurban.

Penjelasan KH Maimoen Zubair Sarang mengenai fadilah atau keutamaan ibadah kurban ini disampaikan melalui channel YouTube ppalanwarsarang yang diunggah pada 8 Juli 2022.

Fadilah atau keutamaan ibadah kurban, menurut KH Maimoen Zubair Sarang salah satunya adalah sebagai tanda syiar agama Islam.

Baca Juga: KISAH Kewalian Mbah Maimun Zubair yang Diungkapkan oleh Syekh Yusri Mesir

Menurut KH Maimoen Zubair Sarang, yang menjadi tanda syiar Islam adalah ibadah kurban dan zakat fitrah. Yang akan menjadi pembahasan dalam artikel ini adalah mengenai ibadah kurban, yang menjadi tanda syiar atau ramainya Islam.
 
KH Maimoen Zubair Sarang menjelaskan bahwa yang menjadi sejarah dalam zakat fitrah adalah Nabi Muhammad Saw, sedangkan ibadah kurban yaitu Nabi Ibrahim As.
 
Kedua ibadah umat Islam tersebut diwarisi oleh dua nabi tadi, yakni Nabi Muhammad Saw dan Nabi Ibrahim As. Maka, menurut KH Maimoen Zubair Sarang, tidak ada Nabi yang paling dekat dengan Allah melebihi dekatnya Allah Swt dengan Nabi Muhammad Saw dan Nabi Ibrahim As.
 
Kedekatan Nabi Ibrahim dengan Allah Swt tersebut kemudian menimbulkan sebuah pertanyaan, "Siapa ayahmu?" Jawabnya "Nabi Ibrahim." Sedangkan bagi Nabi Muhammad, adalah pertanyaan, "Siapa saudaramu?" jawabnya "seluruh umat Islam".
Karena terdapat sebuah hadits berbunyi "Tidak ada orang Arab yang mempunyai keutamaan atas orang ajam atau sebaliknya. Sesungguhnya keutamaan terletak pada tingkat ketaqwaan."
 
 
Mengenai dua hal ibadah kurban dan zakat fitrah, meski keduanya merupakan sebuah amal ibadah, juga merupakan syiar agama Islam. Karena menurut KH Maimoen Zubair Sarang, dengan syiar agama Islam, menjadikan Islam lebih ramai dan banyak. Karena sejatinya tidak ada orang Islam yang rendah atau hina. Semua orang Islam harus mulia dan tinggi derajatnya di atas orang-orang kafir. 
 
KH Maimoen Zubair Sarang mengisahkan mengenai ibadah kurban Qabil dan Habil, kedua putra Nabi Adam As yang melakukan kurban atas perintah Allah Swt. Dalam persembahan kurban kedua putra Nabi Adam ini, ada yang diterima dan ada pula yang tidak diterima. Saat itu, tanda diterimanya ibadah kurban adalah dengan dimakannya api dari langit. Jika masih utuh, berarti ibadah kurban tersebut tidak diterima. 
 
Sehingga yang dilalap api tadi menjadi hilang dan menjadi sesuatu yang gaib. Sedangkan yang tidak diterima menjadi sesuatu yang busuk, seperti buah-buahan yang menjadi persembahan atau kurban Qabil. Hal ini, ibadah kurban tadi berkaitan dengan taqarrub atau mendekat kepada Allah Swt. Hilangnya persembahan Habil dengan dilalap api tadi juga sebagai pertanda keburukan dihilangkan dari dirinya. Keburukan itu diibaratkan dengan api yang juga merupakan tanda setan. Sedangkan manusia identik diciptakan dari air.
 
Dalam akhir penjelasan, KH Maimoen Zubair Sarang juga menambahkan bahwa yang dimaksud dengan sesuatu yang busuk atau akhirnya menjadi bangkai adalah perkara dunia. Sedangkan yang gaib adalah perkara akhirat. Makanya, menjadi tepat ketika ada penggalan ayat Al-Qur'an "yu'minuuna bil ghaib" bukan "yu'minuuna bil bosok (busuk)." Wallahu A'lam.***

Editor: Taufiqurrohman


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x