Jenis-jenis Ibadah Menurut Buya Yahya, Ada Ibadahnya Orang Awan dan Ada Ibadahnya Orang Cerdas, Apa Saja?

- 30 Juni 2022, 21:30 WIB
Keutamaan Ibadah tanggal 1-10 Dzulhijjah.
Keutamaan Ibadah tanggal 1-10 Dzulhijjah. /pexels.com/Thirdman, /
 
 
BERITA MATARAMAN - Seperti yang diketahui bahwa manusia diperintahkan untuk ibadah kepada Allah SWT.
 
Manusia melakukan ibadah semata-mata hanya untuk Allah SWT, seperti dalam penjelasan dari Buya Yahya.
 
Menurut Buya Yahya dalam ceramahnya, jenis-jenis ibadah itu bermacam-macam. 
 
Yang pertama adalah ibadahnya orang awam. Dalam penjelasan Buya Yahya, orang awam disini adalah golongan orang-orang pada umumnya. 
 
"Untuk ibadah orang awam ini adalah sholat, ngaji, puasa, itu ibadahnya." Kata Buya Yahya.
 
Ibadah ini sering ditemui dan dilakukan oleh kebanyakan orang pada umumnya. Maka dari itu disebut sebagai ibadahnya orang awam. 
 
Karena golongan ibadahnya sebatas apa yang tertera dalam rukun Islam. 
 
Nah untuk golongan kedua adalah ibadahnya orang-orang cerdas.
 
Bagaimana ibadahnya orang cerdas?
"Yaitu dengan Tafakkur, ibadah sesaat yang lebih bagus dibanding ibadah satu tahun," kata Buya Yahya.
 
"Tafakkur ini guna untuk menyempurnakan hijrah kita," Buya Yahya melanjutkan.
 
Selain melakukan ibadah yang ada di golongkan awam tadi, orang-orang cerdas juga melakukan Tafakkur, sebagai penyempurna ibadah.
 
Bagiamana melakukan Tafakkur ini?
 
"Misal di waktu malam hari bisa bangun satu jam, atau memiliki waktu satu jam. Kemudian dibagi waktunya, 20 menit digunakan untuk merenung, dan 20 menit digunakan untuk sholat, lalu selebihnya digunakan untuk yang lain," kata Buya Yahya menjelaskan.
 
"Renungan yang dimaksud ini adalah renungan sempurna, yaitu renungan dengan Allah,"
 
"Memohon ampunan atas dosa-dosanya pada Allah SWT, bener-bener merenungkan segala urusannya pada Allah semata," sambung Buya Yahya.
 
Renungan yang pertama dikhususkan pada dirinya dan Allah, hanya memberi ruang untuk berbincang dengan Allah secara pribadi dan intim.
 
Dalan renungan tersebut juga berisi tentang segala aduan serta penyesalan-penyesalan, akan dosa maupun hal-hal lainnya, yang benar-benar hanya dicurahkan kepada Allah SWT.
 
Berikutnya renungan dengan orang tua, karena kebanyakan para orang tua kadang lupa dengan urusan anaknya. 
 
Padahal anaknya lah yang dapat menyeret orang tua, masuk ke dalam surga ataupun neraka.
 
"Seperti contoh, misalkan sang ibu atau ayah ahli dalam ibadah, sudah melakukan umroh berkali-kali dan ahli dalam shodaqoh,"
 
"...Namun tidak pernah mengurus anaknya, tidak pernah mau tahu apakah anaknya beribadah atau tidak. Maka saat di hisab, anaknya akan berkata bahwa orang tuaku tidak pernah mengurusi aku,"
 
"...Menanyakan ibadahku ataupun menanyakan kepercayaanku, maka orang tuaku lah yang salah, hingga aku bisa seperti ini,"
 
"...Maka diseret pula kedua orang tuanya ke dalam neraka, bersama anaknya begitu pula sebaliknya," jelas Buya Yahya memberikan contoh. 
 
Oleh sebab itu, orang tua senantiasa untuk membekali anaknya dalam ilmu ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah. 
 
Namun hal itu juga perlu dilakukan secara bertahap, tidak bisa secara instan. Maka hal tersebut juga membutuhkan renungan.
 
"Setelah melakukan renungan, maka hendaklah mengangkat kedua tangan dan berdoa kepada Allah dengan khusyuk. Dan bersungguh-sungguh sesuai dengan apa yang telah dihadirkan dalam renungannya," lanjut Buya Yahya.
 
Memohon kepada Allah dengan melepaskan segala kesombongan dirinya. Serta benar-benar pasrah hingga menetes kan air mata, maka disitulah nilai ibadah yang sangat baik.***

Editor: Taufiqurrohman

Sumber: Albahjah TV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini