Kisah Karomah Waliullah Syekh Sulukhi dan Muridnya yang Bernama Mbah Keniten versi Abah Yasir

- 17 Maret 2022, 15:00 WIB
Kisah Karomah Waliullah Syekh Sulukhi dan Muridnya yang Bernama Mbah Keninten versi Abah Yasir
Kisah Karomah Waliullah Syekh Sulukhi dan Muridnya yang Bernama Mbah Keninten versi Abah Yasir /Channel YouTube ENAEM

BERITA MATARAMAN - Berikut kisah waliullah Syekh Sulukhi dan muridnya yang bernama Mbah Keniten, aliran sungai pun berpindah sebagaimana dikisahkan Abah Yasir.

Di daerah Nganjuk yang paling barat, ada makam waliullah yang kita kenal dengan nama Syekh Sulukhi.

Syekh Sulukhi ini memiliki nama kecil Dewo Agung Pranoto Kusumo dan memiliki gelar kerajaan Sri Anom Kusumo.

Syekh Sulukhi ini masih saudara dengan Raden Abdul Fatah atuu Raden Fatah, Raja Demak, karena satu ayah tapi beda ibu.

Baca Juga: KISAH Kewalian Mbah Maimun Zubair yang Diungkapkan oleh Syekh Yusri Mesir

Baca Juga: Kisah Karomah Kewalian Kyai Muhsin Syafi’i Bululawang yang Dapat Mendeteksi Sumber Mata Air

Ketika pada waktu awal berdirinya Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Fatah, Syekh Sulukhi ini ditugaskan untuk mencari kebutuhan pangan yang nantinya digunakan untuk menyokong keberlangsungan pembangunan Kerajaan Demak.

Akhirnya Syekh Sulukhi ini mencari ke beberapa tempat dan sampailah pada wilayah yang sekarang disebut Desa Wilangan.

Kenapa dinamakan Wilangan? Karena pada waktu itu di situ ada tanaman padi dan ilalang.

Kedua tanaman tersebut oleh Syekh Sulukhi dipilah-pilah atau dalam bahasa Jawa diwilang-wilang. Maka dari itu, sampai sekarang daerah di situ terkenal dengan nama Wilangan.

Setelah dipilah-pilah antara padi dan ilalang, Syekh Sulukhi ketika mengirim hasil pilahan padi ini ke Demak, beliau memakai bambu pethung yang diambil dari daerah dekat Wilangan itu.

Karena itu, maka di dekat Desa Wilangan ada sebuah desa yang bernama Pethung karena Syekh Sulukhi mengambil bambunya dari situ.

Beliau ambil satu ros bambu dan satu uli padi kemudian dimasukkan di bumbung terus dihanyutkan ke sungai yang berada di dekat situ atau yang sekarang berada di sebelah barat makamnya Syekh Sulukhi.

Setelah diletakkan di sungai, bambu ini hanyut sampai di Kerajaan Demak dengan sendirinya. Tapi anehnya, satu ros bambu pethung yang berisi satu uli padi tadi kalau di taruk di satu lumbung, ketika dibuka, satu lumbung itu akan penuh. Begitu juga seterusnya.

Baca Juga: Karomah Syekh Sulukhi, Aliran Sungai dengan Sendirinya Berbelok ke Barat Makam Sang Waliyullah

“Syekh Sulukhi kalau mengirim bahan pangan atau padi cukup dimasukkan ke dalam bambu pethung satu ros, terus dihanyutkan di sungai sehingga sampailah di Kerajaan Demak,” begitu kata Abah Yasir.

Saking terasa enak dan nyaman tinggal di situ, Desa Wilangan, akhirnya Syekh Sulukhi sampai wafatnya pun di situ.

Tapi sebelum wafat Syekh Sulukhi berpesan, “Hai anak muridku seluruhnya, nanti kalau saya meninggal, tolong saya kuburkan di daerah Nganjuk atau di timurnya sungai.

Pada waktu itu, Syekh Sulukhi tempat tinggalnya di baratnya sungai, atau kalau sekarang masuk di daerah Saradan Madiun. Akhirnya, sama orang-orang atau anak muridnya, beliau dikubur di daerah Saradan, yang masuk Kabupaten Madiun.

Tapi anehnya, begitu siangnya dikubur, pada paginya aliran sungai tadi itu berpindah. Yang semula makamnya Syekh Sulukhi berada di barat sungai, paginya berpindah berada di timurnya sungai.

Sesuai permintaan Syekh Sulukhi, beliau akhirnya dimakamkan di timur sungai yang masuk wilayah Nganjuk sekarang dengan peristiwa di luar akal nalar manusia.

Baca Juga: KISAH Karomah Kyai Ma'shum Karanggawang, Memindahkan Aliran Sungai di Ngawi Jawa Timur

Selain kisah Syekh Sulukhi, di Nganjuk kisah seperti ini ada dua. Kisah yang kedua datang dari murid Syekh Sulukhi sendiri yakni Mbah Keniten yang makamnya ada di Karangsemi.

Dikisahkan bahwa Mbah Keniten sebelum wafat berpesan supaya dimakamkan di wilayah Gondang, tapi karena tempat tinggal atau padepokannya berada di wilayah Tanjunganom, maka ia tetap dimakamkan di situ. Anehnya, pagi harinya setelah dimakamkan, aliran sungainya berpindah.

Akhirnya Makam Mbah Keniten masuk wilayah Kecamatan Gondang atau tepatnya di Desa Karangsemi.

Itulah kisah karomah kedua waliullah di wilayah Nganjuk, Syekh Sulukhi dan muridnya, Mbah Keniten yang sama-sama fenomenal, aliran sungai pun berpindah tempat dengan sendirinya.

Kisah karomah waliullah Nganjuk ini dikisahkan oleh Abah Yasir sebagaimana dikutip Berita Mataraman dari Kanal YouTube NU Online Nganjuk yang diunggah pada 22 April 2022.***

Editor: Jumadi

Sumber: NU Online Nganjuk


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini