BERITA MATARAMAN – Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa tengah bulan.
Puasa Ayyamul Bidh dikerjakan umat muslim pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah.
Ayyamul Bidh sendiri berarti hari-hari yang cerah atau hari yang malamnya disinari bulan purnama.
Pada bulan Rajab 1443 H, puasa Ayyamul Bidh berlangsung pada Selasa hingga Kamis atau dari 15-17 Februari 2022.
Baca Juga: Niat Puasa Ayyamul Bidh Teks Arab, Latin, Beserta Arti dan Penjelasan Keutamaannya
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh memiliki banyak keutamaan.
Bahkan, dijelaskan dalam sebuah hadist bagi yang mengerjakan puasa Ayyamul Bidh setiap bulannya, maka pahalanya sama dengan puasa setahun penuh.
Penjelasan ini merujuk pada HR Bukhari-Muslim berikut ini:
وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
Artinya, “Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kaulakukan. Karena itu, maka puasa Ayyamul Bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim).
Asal Usul Ayyamul Bidh
Dalam kitab ‘Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari’, dijelaskan bahwa amalan ini dinamai Ayyamul Bidh karena berkaitan dengan kisah Nabi Adam AS.
Baca Juga: Imam Masjid Ini Menangis Tersedu-sedu, Menyesal Karena Telah Menegur Jamaahnya Karena Perkara Ini
Baca Juga: Sesal Imam Masjid Tegur Jamaah Karena Hal Ini, Berujung Tangis Penyesalan
Dalam sebuah Riwayat Ibnu Abbas, disebutkan bahwa ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi sekujur tubuhnya terbakar oleh Matahari.
Hal itu menyebabkan tubuh Nabi Adam AS menjadi gosong.
Setelahnya, Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Adam AS untuk berpuasa selama tiga hari pada tanggal 13, 14, dan 15 di bulan Hijriyah.
Ketika berpuasa di hari pertama, sepertiga badan Nabi Adam AS menjadi putih.
Pada puasa di hari kedua, sepertiga badan Nabi Adam AS yang lain menjadi putih.
Lalu seusai puasa di hari ketiga, sepertiga badan Nabi Adam AS terakhir menjadi putih.
ثُمَّ سَبَبُ التَّسْمِيَةِ بِأَيَّامِ الْبِيضِ مَا رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّمَا سُمِيَتْ بِأَيَّامِ الْبِيضِ لِأَنَّ آدَمَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لَمَّا أُهْبِطَ إِلَى الْأَرْضِ أَحْرَقَتْهُ الشَّمْسُ فَاسْوَدَّ فَأَوْحَى اللهُ تَعَالَى إِلَيْهِ أَنْ صُمْ أَيَّامَ الْبِيضِ فَصَامَ أَوَّلَ يَوْمٍ فَأبْيَضَّ ثُلُثُ جَسَدِهِ فَلَمَّا صَامَ الْيَوْمَ الثَّانِيَّ اِبْيَضَّ ثُلُثُ جَسَدِهِ فَلَمَّا صَامَ الْيَوْمَ الثَّالِثَ اِبْيَضَّ جَسَدُهُ كُلُّهُ
Artinya, “Sebab dinamai ‘Ayyamul Bidh’ adalah riwayat Ibnu Abbas RA, dinamai Ayyamul Bidh karena ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakarknya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Allah SWT kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada Ayyamul Bidh (hari-hari putih); ‘Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (Ayyamul Bidh)’. Lantas Nabi Adam AS pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih,”.
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Berikut ini bacaan niat puasa Ayyamul Bidh.
Teks Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Teks latin:
Nawaytu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta’âlâ.
Artinya:
“Saya niat puasa Ayyamul Bidl (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’âlâ,”.***
Artikel Rekomendasi